Sunday, July 3, 2016

Untuk meraih sukses “Ambilah dari kegagalanmu”

Kegagalan yang kita alami juga bisa menjadi sumber motivasi. Caranya? Gunakanlah kegagalan anda untuk melakukan sesuatu dan jangan menggunakannya untuk membiarkan sesuatu.

Dalam praktik hidup sehari-hari, kegagalan merupakan kepastian atau konsekuensi usaha. Semua usaha manusia untuk meraih keinginannya, pasti akan menghadapi kegagalan yang tidak bisa dipilih.

Merujuk pada al-quran, kegagalan bisa dikategorikan sebagai ujian. Namun ujian, pasti ada tujuannya.

“DAN SESUNGGUHNYA KAMI BENAR-BENAR MENGUJI KAMU AGAR KAMI MENGETAHUI ORANG-ORANG YANG BERJIHAD DAN BERSABAR DIANTARA KAMU ; DAN AGAR KAMI MENYATAKAN (BAIK BURUKNYA) HAL IHWALMU” (QS. Muhammad : 31)

Meski tidak semua kegagalan akan melahirkan keberhasilan, tetapi semua keberhasilan pasti dibangun dari kegagalan. Oleh karena itu, sepertinya bukan hal yang mengada-ada apabila kita memasukkan kegagalan ke dalam daftar sumber motivasi.

Malah menurut saya, setiap usaha yang hendak kita wujudkan, mestinya lebih dulu mengenal “hukum usaha” yang kira-kira poin-poin pentingnya seperti dibawah ini :

Pertama, kegagalan itu sebab-sebabnya tidak bisa di prediksi dan di hitung dengan jari.

Usaha kita bisa gagal karena ulah kita sendiri, ulah orang lain, atau “ULAH” keadaan yang partikulasinya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kalau kita salah melakukan sesuatu, maka usaha kita gagal. Meskipun kita sudah benar melakukan sesuatu itu, tetapi kalau orang yang kita ajak bekerjasama menyimpang, maka usaha kita juga gagal.

Meskipun kita dan orang yang kita ajak bekerjasama itu sudah benar dan benar-benar melakukan sesuatu, tetapi kalau keadaan berkata lain, usaha kita juga gagal. Perugahan keadaan bisa menjadi sumber kegagalan.

Kedua, kegagalan merupakan akibat dari yang tidak bisa kita pilih.

Andaikan kita punya kemampuan memilih antara berhasil atau gagal, tentu tak ada yang mau memilih kegagalan. Pastilah kita akan memilih keberhasilan.

Bebagai buku yang sudah di tulis oleh para ahli mengatakan : Kegagalan tidak berarti bertujuan untuk menghapuskan kegagalan dari dunia ini. Teori, konsep, strategi atau buku tentang kegagalan hanya bermain pada wilayah bagaimana mengantisipasi dan memperlakukanya. Adapun kegagalan sendiri tetaplah ada sampai nanti hari kiamat. Selama ada usaha, selama itu pula ada kegagalan.

Ketiga, kegagalan itu pernah menimpah semua umat manusia didunia ini, baik dari kelompok anusia berprestasi tinggi maupun yang berprestasi rendah.

Semua orang yang bertekad, mencoba,atau coba-coba mengusahakan keinginannya, pasti akan menghadapi kemungkinan antara meleset (gagal) dan tepat sasaran (berhasil). Bahkan sepertinya ada perbandingan yang sempurna antara kegagalan dan keberhasilan. Semakin banyak kesuksesan yang diraih seseorang, semakin banyak pula kegagalan yang dialami.

Karena itu, ford, kennedy, dan lain-lain pernah menyatakan tantangan terbuka yang kira-kira begini, “TUNJUKKAN SAYA ORANG YANG TIDAK PERNAH GAGAL, AKAN SAYA TUNJUKKAN ORANG YANG TIDAK PERNAH MEMPERJUANGKAN GAGASANYA.”

Keempat, kegagalan merupakan materi petunjuk yang menawarkan kesempatan untuk memilih.

Kalau kita memilih menggunakan petunjuk itu sebagai penerang atau pembangkit, maka materi itu akan menunjukan langkah kita pada kebangkitan dan pencerahan. Tapi kalau kita membiarkan atau menolak menggunakan petunjuk itu, maka langkah kita akan berpotensi sesat atau disesatkan oleh kegagalan. Merujuk pada penjelasan agama : kegagalan bisa kita masukkan dalam kategori musibah (sesuatu yang kita inginkan).

Semua musibah, ujian, dan cobaan itu ada karena atas izinnya. Bahkan tidak ada daun yang jatuh kecuali atas izin-nya. Karena atas izin-nya, maka dipastikan tidak terjadi sia-sia tanpa guna. Pendeknya, ada pelajaran didalamnya. Cuma, pelajaran itu tidak lansung secara otomatis mengajarkan sesuatu kepada kita. Pelajaran yang terdapat dalam sistem “pendidikan tuhan” berbeda dengan pelajaran yang terdapat di sistem pendidikan nasional.

Berdasarkan kebisaan, pendidikan tuhan memberikan ujian lebih dulu sebelum memberikan materi. Materi dalam pendidikan Tuhan sifatnya “tidak diberikan” (non given) seperti halnya materi pelajaran di sekolah, melainkan harus digali dengan membuka mata pikiran dan mata hati (achieved).

Kelima, kegagalan pada hakikatnya tidak menentukan nasib kita berikutnya. Semua manusia pernah mengalami kegagalan, tetapi apa yang kita usahakan setelah kegagalan itulah yang menentukan nasib kita. Jika kita memilih pikiran, sikap, dan tindakan yang positif maka pilihan itu akan mengakibatkan hal yang positif.

Dengan kat lain, kegagalan itu bisa menjadi sumber motivasi (motivator) dan bisa pula menjadi sumber demotivasi (demotivator). Ini bukan tergantung pada kegagalanya, melainkan pada apa yang kita pilih dan untuk apa kita menggunakan kegagalan itu. Pendeknya, semua kembali pada keputusan kita.

Sudahbanyak buku yang bercerita tentang kegagalan thomas alva edison, kegagalan para pahlawan kita dulu, kegagalan para pengusaha yang sekarang ini berhasil seperti kolonel sander, pendiri restourant cepat saji KFC konon, pak tua itu memulai usaha setelah dirinya pensiun dari militer.

Karena tidak ada restoran yang mau menerima resepnya dalam menggoreng ayam, pak tua ini sering tidur di mobilnya. Hingga dalam hitungan seribu sekian kali, barulah ada restoran yang mencoba resep menggoreng ayam ala Kolonel Sander.

Jadilah KFC seperti yang sekarang ini. Menurut rick pitini, seorang pelatih NBA, “kegagalan sebenarnya kita butuhkan. Kegagalan merupakan pendorong. Semua yang saya pelajari dari pelatihan, saya mempelajarinya dari kegagalan.”

No comments:

Post a Comment