Wednesday, July 13, 2016

Implementasi manajemen dalam pengelolaan usaha bagian 3

Manajemen produksi dan proses reproduksi

A. Pengertian manajemen produksi

Manajemen produksi adalah suatu proses secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Manajeman produksi merupakan kegiatan manajemen yang berhubungan dengan pembuatan barang dan jasa.

Fungsi manajemen produksi antara lain :

1. Sebagai perencanaan, artinya penentuan peranan dari kegiatan produksi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas, dan perencanaan penggunaan sumberdaya produksi.

2. Sebagai pengorganisasian, artinya penentuan struktur organisasi dan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan dibagian produksi untuk mencapai tujuan operasi serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang di perlukan dalam pelaksanaannya.

3. Sebagai penggerakan, artinya kegiaatan memotivasi karyawan bagian produksi untuk melaksanakan tugasnya.

4 .Sebagai kontrol, artinya kegiatan mengembangkan standar kualitas, standar waktu kerja, dan standar hasil kerja pada bagian produksi.

Adapun ruang lingkup dalam manajemen produksi antara lain :

1. Perencanaan sistem produksi, meliputi perencanaan lokasi pabrik, infrastuktur pabrik, sarana dan fasilitas produksi, lingkungan kerja, penentuan jenis barang yang diproduksi, jumlah barang yang akan diproduksi, desain produksi, bahan baku.

2. Pengendalian produksi, merupakan rangkaian prosedur yang diarahkan pada semua elemen dalam proses produksi, antara lain pengendalian bahan, harga beli bahan baku, proses produksi, standar kualitas produksi, tenaga kerja dan sebagainnya sehingga memberikan hasil dengan ongkos terendah dalam waktu tercepat.

3. Pengawasan produksi, untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu memproduksi dengan cara yang terbaik dan biaya yang serendah-rendahnya, serta tepat waktu.

B. Pengertian proses produksi

Proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan mengunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari yang semula.

Produk atau barang adalan hasil kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi denagan saat produk tersebut di konsumsi atau digunakan. Adapun jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jangka waktu antara saat produksi dengan saat dikonsumsi.

Dalam pengelolaan proses produksi terdapat beberapa karakteristik tertentu yaitu karakteristik dilihat dari :

1. Proses produksi.
  • > produksi langsung, yang meliputi produksi primer yaitu produksi dari alam langsung, misalkan perikanan, pertambangan, dan sebagainya. Produksi sekunder yaitu proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah ada, misalkan kayu untuk membangun rumah, jembatan dan sebagainya.
  • > produksi tidak langsung, yaitu prses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa, misalkan kesehatan olehh dokter, perbaikan mesin oleh montir dan sebagainya.

2. Sifat proses produksi
  • > proses ekstraktif, yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam.
  • > proses analitik, yaitu proses produksi yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkann suatu barang menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.
  • > proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu badan menjadi beberapa bentuk produk baru.
  • > proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan kedalam suatu bentuk produk, proses ini disebut dengan proses perakitan.

3. Jangka waktu produksi
  • > proses produksi terus menerus, yaitu proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk menghasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus tanpa terpengaruh kondisi musim atau cuaca dan waktu. Sifat produknya hanya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala besar.
  • > produksi secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal, misalkan produksi berdasarkan pesanan, produksi berdasarkanmusim tertentu, dan sebagainya.

C. Perencanaan produk dan perencanaan produksi

Sebelum seseorang pengusaha melakukan kegiatan atau proses produksi, terlebih dahulu harus dijawab, yaitu “what” atau barang apa yang dihasilkan serta “how” atau bagaimana cara produksinya dan berapa banyak yang akan dihasilkan.

Perencanaan produk bersifat lebih luas daripada perencanaan produksi, karena perencanaan produk menunjukkan kebijakan perusahaan yang bersifat jangka panjang dan umum, sedangkan perencanaan produksi bersifat taktis dan jangka pendek.

Perencanaan produk dan perencanaan produksi tidak sama antara perusahaan yang baru dengan perusahaan yang telah ada dan memiliki pengalaman. Perusahaan/wirausaha baru, yaitu perusahaan /wirausaha yang baru pertama kali melakukan proses produksi dan belum memiliki pengalaman mengenai produk/jasa yang dihasilkannya.

D. Aspek-aspek perencanan produk dan produksi

Aspek perencanaan produk dan produksi terkait dengan dua pertanyaan mendasar, yaitu “what” dan “how”. Oleh karena itu, ada tiga aspek dalam perencanaan produk yaitu :

1). Aspek produk yang akan dibuat (what). Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat memilih salah satu dari dua caea yakni :
  • > market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan membuat apa yang dapat di jual. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan permintaan pasar. Dengan kata lain cara ini dilandasi filosofi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  • > technologi-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan menjual apa yang dapat dibuat. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain, cara ini dilandasi filosofi untuk menciptakan kebutuhan masyarakat.

2). Aspek volume produk (how). Aspek ini adalah aspek yang berhubungan dengan jumlah produk yang akan dihasilkan/diproduksi. Umumnya dikenall dua cara atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi yaitu :
  • > teknik nonstatitiska atau teknik pertimbangan yakni penentuan volume atau jumlah produk yang harus dibuat dan dijual yang didasarkan atas pendapat/pertimbangan seseorang atau sekelompok orang, baik dalam manajemen perusahaan maupun dari luar perusahaan.
  • > teknik statitiska atau teknik analisis atau kuantitatif yakni penentuan volume produksi berdasarkan atas analisis kuantitatif terhadap data-data masa lalu dan proyeksi masa yang akan datang dengan menggunakan rumus-rumus statitiska terntentu. Teknik ini biasanya membutuhkan data-data kuantitatif mengenai produksi dan penjualan sebelumnya untuk dapat menentukan atau membuat peramalan bagi produksi dan penjualan yang akan datang.

3). Aspek kombinasi produk. Aspek kombinasi produk adalah aspek yang berhubungan dengan masalah jumlah jenis produk yang akan diproduksi, yaitu perusahaan akan memproduksi dan menjual lebih dari satu jenis produk (misalnya produk X dan Y). Karena sumberdaya yang dimiliki perusahaan terbatas, maka harus ditentukan kombinasi produksi yang tepat, berapa jumlah X yang diproduksi dan berapa jumlah Y yang akan diproduksi. Untuk menjawab kombinasi yang tepat tersebut biasanya mengunakan teknik linier programing.

E. Proses dan langkah-langkah perencanaan produksi.

Sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan dalam hal ini produksi selayaknya mempertimbangkan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan produksi antara lain :
  • > jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu.
  • > kebijakan persediaan terhadap jumlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan bahan jadi.
  • > kebijakan kapasitas mesin atau kapasitas produksi.
  • > tersedianya fasilitas produksi, seandainya terjadi penambahan atau pengurangan kapasitas produksi.
  • > tersedianya bahan baku dan bahan penolong serta tenaga kerja.
  • > jumlah produksi atau lot produksi yang ekonomis.
  • > jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.
  • > skala produksi dan karakteristik proses produksi.

Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk meliputi berikut.

1). Ide produk ; ide produk disusun berdasarkan dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen, dorongan teknologi yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran dan personalia.

2). Seleksi ide produk ; seleksi ide produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi. Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau tidak.

3). Desain awal ; desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan manfaat produk, fungsi barang apakah fungsi utama atau sekunder, style, seni atau keindahan barang denganmelihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk.

4). Prototype ; pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya

5). Testing ; hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak.

6). Desain akhir ; pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan.

7). Implementasi ; tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap ini, perusahaan memulai proses produksi, dilihat masadepan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen an kemantapan di pasar).

No comments:

Post a Comment