Monday, July 11, 2016

Jangan sampai digelapkan oleh masalah “agar bisa sukses”

Semua orang sudah tau apa itu masalah, bagaimana rasanya, dan seterusnya dan seterusnya. Namun, kenapa hanya sekelompok kecilnya yang akhirnya mendapatkan pencerahan dan kekuatan atau motivasi dari masalah?

Tiga orang yang pernah menjabat kementerian BUMN kita, yaitu pak tanri abeng, pak sofyan jalil, dan pak soegiharto adalah sedikit orang yang dididik oleh masalah. Sejak kecil, pak tanri sudah yatim dan sekolah ikut keluarga yang jaraknya jauh. Untuk membiayai sekolahnya, tanri jualan sambil memberi kursus privat.

Begitu juga sofyan jalil. Orang tuanya bekerja sebagai tukang cukur di aceh. Selesai menamatkan PGA (pendidikan guru agama), ia mengembara ke jakarta. Sofyan bekerja sebagai penjaga masjid bertahun-tahun sampai kemudian mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Soegiharto lebih parah lagi. Sejak SLTA sudah mencari makan dan biaya sekolah sendiri. Untuk membiayai dirinya dan adiknya, soegiharto bekerja sebagai tuang parkir di gedung bioskop. Selesai SMA, ia melanjutkan di kursus kemudian bekerja lalu melanjutkan kuliah.

CIRI-CIRI UMUM ORANG TANGGUH
  1. Mereka memilih keputusan untuk melangkah maju (stepping forward). Mereka menghindari keputusan untuk berhenti atau mundur.
  2. Mereka punya kemampuan untuk menyerap pelajaran positif dibalik kekacauan (learning from chaos)
  3. Mereka punya kemampuan menyeleksi materi yang ditekuninya (selective learner)
  4. Mereka berpikir dalam konteks peluang, kemampuan, kemungkinan (opportunity and possibility approach), dan menjauhi pikiran-pikiran tentang keterbatasan, kekurangan atau ketidk mampuan.
  5. Mereka punya dorongan untuk menghasilkan perbedaan yang unik (creative people)
  6. Mereka memunculkan banyak alternatif dan opsi untuk bisa sampai pada sasaran yang dituju (explorer people)
  7. Mereka punya keyakinan kuat bahwa dirinya mampu mewujudkan apa yang diinginkan (the”i can” mental attitude)

Apa yang membedakan orang-orang seperti mereka dengan kebanyakan orang? Secara teoretis, karena mereka mengaktifkan perangkat petunjuk di dalam dirinya saat menghadapi masalah.

Orang-orang yang sudah mendapatkan pencerahan, mereka akan menggunakan akalnya untuk menyerap pengetahuan, menggunakan emosinya untuk motivasi diri, dan menggunakan mata hatinya untuk memahami dan mengimani adanya materi yang mencerahkan di balik masalah.

Meskipun untuk sementara waktu mereka pusing, tetapi akhirnya mereka mendapatkan solusi baru dari masalahnya, pemahaman baru, dan ilmu baru. Berdasarkan kajian para ahli, ada lima hal yang menjadi karakteristik orang-orang yang tangguh menghadapi masalah yaitu :
  1. Punya kemampuan mengelolah penderitaan
  2. Punya kemampuan mendefinisikan masalah secara sederhana
  3. Punya kemampuan menggunakan pengetahuan, pengalaman dan keimanannya
  4. Punya kemampuan menemukan orang yang bisa membantunya
  5. Punya kemampuan menggali motivator untuk melakukan sesuatu

Hal ini berbeda dengan kebanyakan orang yang mendapatkan kegelapan dan kesesatan dari masalah. Seluruh perangkat petunjuk yang dimilikinya menjadi tidak aktif, padam, atau rusak (tidak bekerja). Mengapa begitu? Karena, mereka kalah oleh hawa nafsu, egoisme kebenaran sendiri, atau godan setan.

Meskipun merek punya ilmu, pengalaman, dan iman, tetapi karena hawa nafsu yang sudah di angkat menjadi “tuhan” di dalam dirinya, maka semuanya kalah oleh hawa nafsu.

Pembeda lainnya adalah karena orang yang tangguh menghadapi masalah punya kesadaran bertanggung jawab. Mereka melakukan sesuatu yang bisa membuat hidup mereka menjadi lebih positif atau minimal tidak menjadi lebih buruk karena masalah yang menimpanya.

Dari mana pun datangnya, karena masalah itu menimpa kita, maka kitalah yang sebenarnya diberi tanggung jawab untuk menjawabnya. Solusi tidak datng dari masalah, tetapi datang dari jawaban kita atas masalah itu.

Yang termasuk pembeda penting adalah keputusan maju atau jenis keputusan yang kita buat dengan kesadaran untuk maju, berpikir mencari celah untuk maju, dan berkeyakinan adanya peluang untuk maju demi mewujudkan sasaran yang kita inginkan secara bertahap.

Keputusan maju itu sama seperti orang menjalankan kendaraan untuk bisa mencapai tempat yang dituju. Meskiun ditengah jalan ia harus belok kanan-kiri, harus kencang atau pelan, bahkan terkadang harus mundur dan berhenti, tetapi semua itu dimaksudkan untuk mencapai tempat yang dituju dengan selamat dan dalam waktu sesuai perkiraan.

Dengan kata lain, kenyataan apa pun bisa kita jadikan motivator asalkan jenis keputusan yang kita munculkan adalah jenis keputusan maju. Sebaliknya, kenyataan apa pun akan menjadi demotivator buat kita, jika jenis keputusan yang kita pilih secara sadar atau tidak sadar adalah jenis keputusan untuk mandek atau mundur.

Kata motivasi :
“meskipun untuk sementara waktu mereka pusing, tetapi akhirnya mereka mendapatkan solusi baru dari masalahnya, pemahaman baru dan ilmu baru.”

No comments:

Post a Comment