Saturday, July 9, 2016

Jadilah semakin hebat oleh tekanan “agar sukses”

Semua manusia pasti pernah merasa tertekan oleh masalah yang dihadapinya, baik dalam kadar sedikit atau banyak, sebentar atau lama, biasa biasa atau luar biasa. Data lapangan menunjukkan : tekanan ternyata merupakan hal yang paling banyak diderita manusia, khususnya di kota-kota besar.

Meski semua orang dipastikanpernah mengalami berbagai macam tekanan, tapi yang paling membedakan adalah ada orang yang memperlakukan tekanan itu sebagai penghancur dan ada yang memmperlakukannya sebagai pembangkit.

Begitu kita memperlakukannya sebagai penghancur, maka tekanan itulah yang disebut stres negatif. Stres negatif adalah tekanan yang akhirnya malah membuat kita semakin lemah atau ringkih. Ibarat komputer, stres negatif itu dapat merusak hardware dan merapuhkan software.

Beberapa hal yang bisa membuat kita mengalami stres diantaranya :

Hantaman beban dari luar yang terlalu mengagetkan sehingga kita belum sempat menyiapkan diri, seperti perceraian yang tidak dikehendaki, kematian orang terinta, atau perlakuan yang merusak.

Kemampuan adaptasi yang belum matang, misalnya tugas baru, situasi baru, atau perubahan baru.

Persepsi yang tidak logis atau ada masalah psikologis, misalnya kita gampang merasa tersinggung, mudah merasa disakiti, mudah merasa direndahkan, dan lain-lain.

Sebaliknya, bila kita dapat mengolah tekanan atau menggunakan tekanan itu sebagai pembangkit baru atau pencerah, maka stres yang kita alami adalah stres positif. Mengubah stres yang semula negatif menjadi stres positif inilah yang banyak dilakukan orang-orang hebat di berbagai level.

Ibarat pegas, jika semakin ditekan, maka itu justru akan memperkuat energinya untuk memantul. Begitu juga dengan kita. Semaki besar tekanan yang kita alami, maka kita akan semaki hebat. Ini bukan karena tekanannya, melainkan karena perlakuan kita terhadap tekanan itu.

DAMPAK BURUK DARI STRES NEGATIF

1. Memburuknya perasaan dan persepsi seorang terhadap dirinya
2. Memburuknya kemampuan seseorang dalam menghadapi persoalan
3. Tidak bisa menemukan kesenangan dalam berbagai hal
4. Munculnya perasaan putus asa, tidak berharga, atau sudah tidak berdaya lagi
5. Berlebihan dalam menilai diri secara negatif, selalu menyalakan diri sendiri, dan selalu menghakimi diri dengan kesimpulan-kesimpulan negatif
6. Tidak memiliki gairah seksual yang positif
7. Tidak bisa menciptakan hubungn yang hangat kepada teman atau keluarga
8. Pesimis dalam melihat masa depan
9. Tidak bisa menunjukan tanggung jawab ketika menyelesaikan tugas (asal-asalan)
10. Cenderung ingin menarik diri dari orang banyak
11. Memburuknyasikap dan tindakan sehari-hari
12. Cepat marah, cepat mengeluh atau menggerutu
13. Tidak puas dengan kehidupan (kufur mental)
14. Ingatan tidak bagus atau rusak (impaired memory)
15. Konsentrasinya tidak bagus (inability to concentrate)
16. Gampang dalam melangkah, tidak memiliki keputusan hidup yang jelas
17. Gagal dalam mengatsi persoalan hidup harian secara positif dan konstruktif (baik, bermanfaat dan benar) atau lebih cenderung membiarkan dan mengabaikan
18. Berpikir untuk bunuh diri atau “ingin mati saja”
19. Mudah kelelahan secara tidak wajar
20. Kurang energi atau tidak produktif
21 .Hilang nafsu makan atau sebaliknya (terlalu berlebihan ingin makan)
22. Susah tidur, sulit bangun pagi atau tidur terus (berlebihan)
23. Punya keluhan kesehatan fisik yang tidak wajar, misalnya sedikit-sedikit sakit kepala, sakit punggung dan lain-lain
24. Mengalami gangguan pencernaan (digestive problem), seperti mudah sakit perut, mual-mual dan semisalnya

EMPAT MACAM MASALAH

Merujuk paada hasil kajian para pakar manajemen, masalah yang dapat menekan hidup kita itu bisa dibedakan menjadi empat macam berikut ini :

Pertama, kesulitan (difficulty).

Kesulitan adalah masalah yang tidak kita ketahui atau belum kita ketahui bagaimana cara menyelesaikannya.

Kedua, teka-teki (puzzle).

Teka-teki adalah masalah yang belum kita ketahui jawapan apa yang paling tepat. Biasanya sudah menyediakan kotak khusus yang tidak bisa menerima segala bentuk jawaban, kecuali jawaban yang cocok dengan jumlah kotak itu.

Ketiga, misteri (mystery).

Mesteri adalah masalah yang tidak kita ketahui sebab-musabab, asal-usul, dan struktunya. Biasanya berupa kumpulan masalah yang sudah membentuk mata rantai atau lingkarn masalah.

Keempat, dilema.

Delima adalah masalah yang menawarkan kepada kita sebuah pilihan untuk kita pilih salah satunya.

Karena tidak ada manusia yang bisa membebasan diri dari masalah, apa pun bentuknya, berarti masalah itu ada atas seizin tuhan atau sudah menjadi kenyataan hidup. Sampai-sampai ada yang mengatakan kematian adalah akhir dari stres.

Dan karena atas izin-nya, maka bisa kita katakan bahwa masalah itu ada bukan karena sekadar ada seperti yang bisa kita pahami, melainkan karena ada gunanya. Untuk apa masalah itu di gunakan, ini kembali pada kita.

Kitalah yang di beri tawaran memilih. Pilihan disini bukan berkaitan dengan persoalan pusing atau tidak pusing karena siapapun yang punya masalah pasti pusing. Pilihan disini berkaitan dengan apa yang kita lakukan terhadap masalah itu.

Ada orang yang dibikin hancur oleh masalah dan ada yang dibikin kuat olehnya. Pendeknya, ada orang yang menjadi semakin positif dan ada orang yang menjadi semakin negatif ketika menghadapi masalah. Saya pikir sudah banyak cerita tentang manusia-manusia peraih prestasi tinggi di dunia ini yang sudah berhasil menjadikan masalah sebagai sumber motivasi untuk memperbaiki diri.

Mereka bisa membentuk dirinya menjsdi orang yang semakin cerah, semakan paham, semakin akurat langkahnya, semakin mantap memperjuangkan tujunnya setelah ada sekian masalah yang mendera.

Tentu, ini bukan berarti mereka tidak pusing menghadapi masalah. Mereka tetap pusing, bingung, dan merasa down, tetapi hanya untuk sementara atau tidak selamanya, dan mereka punya kemampuan untuk menyerap materi yang ada dalam “pendidikan tuhan” di dunia ini.

Sebagian besar “pendidikann tuhan” itu memberikan ujian lebih dulu kemudian baru menawarkan materi. Jika materi itu diserap, maka bertambah bijak dan bertambah cerahlah diri kita. Tetapi jika di tolak, maka tidak akan ada pencerahan apa pun di batin kita, walaupun sudah banyak masalah yang menimpa kita.

Terbukti, meskipun semua orang pernah di timpah masalah, tetapi hanya sedikit orang yang mendapatkan pencerahan dari masalah itu. Hellen keller menyimpulkan : yang membikin kita menjadi bijak bukanlah masalah, melainkan sejauh mana kita sanggup menyerap pelajaran dari masalah.

Petunjuk al-quran menjelaskan : di dunia ini ada orang yang dibikin sesat dan gelap oleh masalah (dhalalah) dan ada pula orang yang dibikin semakin lurus dan semakin cerah batinnya (hidayah, hikmah, dan seterusnya). Seperti yang di jelaskan oleh al-quran surah al-mulk : 2 :

“yang menjadikan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dialah (allah) yang maha kuat lagi maha pengampunan.”

Apa yang kita lakukan atas masalah adalah amal kita. Kalau positif, ia akan mendatangkan balasan positif. Sebaliknya jika negatif, maka ia akan mendatangkan balasan negatif.

Kata bijak :
“Stres negatif adalah tekanan yang akhirnya malah membuat kita semakin lemah atau ringkih”
“ibarat pegas jika semakin ditekan, maka itu justru akan memperkuat energinya untuk memantul. Begitu juga dengan kita. Semakin besar tekanan yang kita alami, maka kita akan semakin hebat.”

No comments:

Post a Comment