Thursday, June 30, 2016

Bagaimana Mengubah Demotivator Menjadi Motivator

Di atas sudah kita bahas bahwa sumber motivasi atau gairah itu tidak harus selalu berupa sesuatu yang tidak menyenangkan. Gairah juga bisa dibangkitkan dari sesuatu yang tidak menyenangkan.

Bagaimana caranya? Untuk kepentingan proses pembelajaran, kita bisa melakukan hal-hal berikut :

1. Pertama, menyadari.

Menyadari atau kesadaranan-diri (selfawareness) adalah kemampuan kita untuk mendeteksi, menyadari, merasakan,dan mengontrol apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, termasuk memahami bagaimana semua itu terjadi dan apa penyebabnya.

Memiliki kesadaran-diri seperti ini akan membuat kita punya pilihan hidup (choice), bisa mengambil keputusan menurut pilihan kita dari dalam (from the inside-out), atau responif (bukan sekadar reaktif).

Perlu diingat bahwa yang sering menyebabkan kita terpedaya oleh hal-hal negatif itu bukan karena kita tidak tahu, melainkan karena kita tidak sadar. Kalau hanya sebentar,mungkin tidak terlalu berbahya. Yang menjadi masalah besar adalah ketika kita tidak sadar dalam kurun waktu yang lama .

2. Kedua, menggunakan.

Setelah kita memiliki “kebebasan memilih” dalam menggunakan apa yang terjadi dan apa yang menimpa kita, maka tahapan berikutnya adalah manggunakan energinya untuk mendukung keinginan kita.

Kekesalan, kekecewaan, ketakutan, kekurangan,atau kajangkelan tidak secara otomatis menjadi sumber motivator hanya karena kita tahu.Ia akan menjadi motivator kalau kita gunakan (apply) untuk motivasi diri melalui saluran aktivitas dan tujuan (sasaran) yang jalas.

Kalau kita memiliki tujuan hidup yang jelas dan jelas -jelas kita perjuangkan, akan lebih mudah buat kita dalam mengolah ledakan emosi menjadi sumber motivasi. Ibarat menembak, jika sasaran yang akan kita bidik itu jelas (spesific,measureable,attainable) ,tentulah akan lebih mudah untuk mengalihkan energi dari yang semula akan mencelakakan ke arah yang mendukung kita.

Ada contoh menarik dari seseorang yang sekarang ini kariernya gemilang. Ketika ditanya apa yang mendorong kemajuanya ,orang itu menjawab bahwa pendoronganya adalah nasib kariernya yang buruk.

Ia mulai berkarier dari posisi paling bawah.Dengan posisi semacam itu,ia sering merasa kesal pada dirinya.Tapi,kekesalanya tidak dilampiaskan ke dalam tindakan negatif.Ia gunakan kekesalanyauntuk mendorong kemajua.

Jadi, kekesalan itu bisa kita pilih sebagai sumber motivator dan bisa pula sebagai sumber demotivator. Untuk bisa memilih sebagai motivator ini,dibutuhkan kesadaran-diri, kontrol-diri, penguasaan-diri, kebebasan memilih (free to choose), dan penggunaan yang tepat.

Hilangkan kesadaran-diri dan penggunaan,akan menempatkan kita pada posisi sebagai korban kesalahaan, bukan sebagai pihak yang bisa menggunakan kesalahaa.” Rahasia untuk berprestasi adalah belajar bagaimana menggunakan kesengsaraan dan kesenangan, bukan menjadi korban kesengsaraan atau kesenangan,” begitu kata Anthony Robbins,seorang motivator dan penulis buku.

3. Ketiga, mengawasi secara terus menerus.

Tidak cukup rasanya hanya menyadari dan menggunakan. Kenapa? Karena batin kita terkadang lengah atau lupa dan terkadang ingat atau sadar. Terkadang kita ingat bahwa kekesalan, kekecewaan,dan kesengsaraan itu bisa kita gunakan sebagai pendorong untuk maju. Tapi terkadang kita lupa atau lengah.

Oleh karena itu, pengawasan aktivitas batin tetapdiperlukan. Bagaimana caranya? Cara-carayang bisa kita pilih antara lain : cepat ingat, cepatbangkit, cepat mencari inspirasi dari luar, cepat mencari motivasi, atau cepat ingat pada program.

Semua ini bisa dilakukan melalui aktivitas, misalnya, membaca buku, menemui orang yang bisa membangkitkan gairah kita, kembali pada program atau tujuan ,membaca koran, majalah, dan lain-lain. Intinya, jangan sampai kita lupa terlalu lama.

Terkait dengan bagaimana mengubah demotivator menjadi motivator ini, kita bisa lebih memperdalam lagi di Bagian kedua. Mudah-mudahan semua itu bisa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa gairah kita bisa turun

Seperti yang sudah kita bahas di muka,semua orang pada dasarnya memiliki gairah atau motif untuk berprestasi. Semua orang memounyai motif untuk meningkatkan kompetensinya. Semua orang ingin meraih restasi yang lebih tnggi di bidangnya.

Persoalan yang kita hadapi dalam dunia nyata, kenapa kita memiliki gairah berprestasi yang lebih lemah? Kenapa kita lebih sering malas? Kenapa langkah kita setengah-setengah? Dan seterusnya dan seterusnya.

Secara umum, kita memang sudah sering mendengarkanpenjelasanya. Dalam ceramah agama atau motivasi, kerap dijelaskan bahwa di dalam diri setiap orang itu ada dorongan setan dan dorongan malaikat.

Motivasi tinggi untuk berprestasi adalah dorongan malaikat, sedangkan dorongan bermalas-malasan adalah dorongan setan. Dorongan setan ini tidak saja membentuk dorongan negatif seperti kemalasan. Dorongan setan juga kerap kali menunggangi dorongan positif.

Mencari kekayaan sungguh-sungguh adalah dorongan positif. Tetapi bila ini mendorong kita menggunakan cara-cara negatif, misalnya korupsi, manipulasi, atau memperkaya diri dengan memiskinkan orang lain, ini juga disebut dorongan setan.

Bahkan shalat sendiri dikatakan celaka oleh Al-quran apabila tujuanya untuk riya’ dan lalai. Al-quran mengingatkan.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’.” (QS. Al-ma’un : 4-5)

Berkarya itu positif. Tapi jika kita maksudkan untuk bisa sombong atau bisa merendahkan orang lain, ini juga dorongan setan. Nah, terkait dalam pembahasankita kali ini, ada sedikitnya lima hal yang meny terkadang menyebabkan gairah kita lemah untuk berprestasi. Kelima hal itu adalah :

1. Pertama, tidak memiliki sasaran hidup yang jelas.

Sebelumnya, sudah kita singgung tentang motivasi intrinsik. Sasaran ini bisa berbentuk apa yang ingin kita lakukan, apa yang ingin ita raih, dan apa yang ingin kita miliki. Ada yang bersifat jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ada yang disebut visi, tujuan (goal), atau juga target.

Sasaran yang jelas iu seperti apa? Pengertian “jelas” di sini luas. Jelas dalam arti spesifik atau tidak mengandung pengertian yang luas. Jelas dalam arti bisa kita capai menurut ukuran kita. Jelas dalam arti cara yang kita tempuh untuk mencapainya sudah terbaca oleh kita.

Kenapa sasaran itu terkait dengan gairah? Oh tentu. Kalau kita sudah tau sasaran yang kita inginkan, maka logikanya kita akan terdorong untuk mencapainya. Kejelasan sasaran terkait dengan kekuata motivasi dan tekat seseorang.

Menurut anthony robin, sebetulnya tidak ada orang malas di dunia ini. Orang menjadi malah karena tidak memiliki tujuan yang jelas. Orang yang tidak memiliki sasaran atau tujuan hidup yang benar-benar ingin diraih, sangat berpotensi terkena apa yang disebut kemandekan batin.

Batin yang mandek gampang di hinggapi berbagai penyakit dan kotoran. Ibarat air, jika mengalir ia akan bersih dan membersihkan. Tapi kalu mandek, ia bisa kotor, mengotori dan memunculkan bau tak sedap. Begitu juga dengan batin kita. Slah satu kotoranya adalah kemalasan. Jadi, kemalasan terkait dengan “development process”.

2. Kedua, filsafat hidup yang negatif.

Misalnya ungkapan, “daripada sudah bekerja keras tetapi tidak kaya-kaya, mendingan kerja asal-asalan saja.” “napain sekolah rajin, toh sudah banyak sarjana yang ganggur.” boro-boro cari rezeki yang halal, yang haram saja susahnya minta ampun,” dan seterusnya.

Kenapa ini semua disebut negatif? Karena, kesimpulan demikian kerap menyeret kita pada pola hidup yang malas. Jadi, yang perlu kita waspadai adalah arahnya, bukan semata benar dan salahnya secara substansi.

Lebih baik kita berpikir perlu belajar yang lebih giat lagi supaya tidak menjadi sarjana yang nganggur. Lebih baik berpikir perlu bekerja lebih keras dan lebih cerdas lagi supaya kaya. Meski semua ini tidak bisa memberikan jaminan dalam sekali waktu, tetapi arahnya, dinamikanya, dan energinya positif. kita perlu sadar bahwa terkadang ada banyak ucapan yang benar tetapi tidak bermanfaat (positif).

Kalau didetailkan, filsafat hidup seseorang akan menghasilkan sikap mental, yaitu bagaimana kita menjawab atau merespon kenyataan yang kita hadapi. Kalu jawabanya positif, akan disebut siakp mental positif. Sikap mental ini akan menghasilkan kualitas tindakan yang kita ambil. Dan tindakan yang kita ambil akan menentukan hasil.

Misalnya, gaji kecil. Orang yang berpikir tidak perlu kerja keras karena gajinya kecil, akan memiliki sikap mental yang negatif terutama jika menghadapi tantangan atau peluang. Orang yang sikap mentalnya negatif, akan cenderung melihat tantangan sebagai tekanan (stressor). Tidak melihat peluang untuk mendalami skill baru sebagai trobosan untuk meningatkan penghasilanya.

Kalau sudah punya sikap mental seperti itu, kira-kira tindakannya juga negatif atau tidak produktif yang muncul adalah malas-malasan atau setengah-setengah tindakan yang demikian ini pasti akan membuahkan hasil yang kurang bagus ibarat petani, kalau benih yang ditanamnya kurang bagus, hasilnya juga kurang bagus.

3. Ketiga, terlalu banyak dan terlalu lama membiarkan pikiran atau perasaan negatif.

Semua orang pada dasarnya pernah memunculkan pikiran negatif terhadap diri sendiri, orang lain, atau keadaan. Yang membedakan terkadang adalah kadarnya, frekuensinya, dan kecepatannya dalam membersihkan diri.

Kenapa pikiran dan perasaan berpengaruh? Ini sudah jelas dapat kita rasakan langsung. Kalau kita membiarkan penilaiaan negatif terhadap diri sendiri terlalu lama atau terlalu banyak, maka yang muncul adalah kesimpulan akumulatif yang negatif.

Misalnya : saya tidak mampu, saya tidak bisa, saya slalu minder, saya ragu-ragu, saya malas-malasan, saya tidak bahagia dengan diri saya dan seterusnya. Kesimpulan demikian memang tidak membuat kita mati. Akan tetapi, seperti yang kita alami, kesimpulan demikian sangat menghalangi munculnya energi positif.

Oleh karena itu, baik ajaran agama maupun ilmu engetahuan punya nasihat yang sama. Dalam keadaan atau posisi apapun kita dianjurkan untuk memilih pikiran dan mentalitas yang berorientasi syukur.

Syukur berarti kemampuan seseorang dalam mengoptimalkan penggunaan resource yang sudah ada untuk meraih prestasi dengan cara-cara positif. Berpikirlah untuk menggunakan potensi seoptimal mungkin. Berpikirlah untuk menggunakan fasilitas seoptimal mungkin.

Karena kita selalu rentan terkena pikiran negatif, baik itu kita ciptakan sendiri atau kiriman orang lain, maka idealnya, membersihkan pikiran dan perasaan itu perlu dilakukan seperti kita mandi yang tidak pernah cukup sekali.

Tidak cukup membaca buku sekali, tidak cukup mendengarkan nasihat inspiratif sekali, tidak cukup membaca artikel sekali, dan tidak cukup memotifasi diri sekali. Sepanjang ada kotoran yang mengganggu, semua itu kita butuhkn sepanjang hidup.

Filsafat hidup negatif, pikiran negatif, dan perasaan negatif, jika sudah menggunung, biasanya akan melahirkan gaya hidup apatis atau pesimis. Kita menjadi orang yang “masa bodoh” atas berbaikan-perbaikan yang bisa kita lakukan. Kita malas-malasan menjadi orang yang lebih baik, kita malas diajak orang lain menjadi lebih baik, dan seterusnya.

4. Keempat, tidak mau memilih yang positif.

Untuk orang dewasa (Baca : bukan anak-anak) ini adalah kunci. Gagal bercinta, gagal usaha, gagal berkarier, dan lain-lain, memang semua itu bisa memicu kemalasan atau gairah rendah.

Tetap, seperti yang sudah kita singgung, kemlasan yang timbul akibat hal-hal buruk dari luar, itu sifatnya hanya sementara. Yang kerap membuatnya abadi adalah penolakan kita untuk segera bangkit. Jika kita menolak untuk membangkitkan diri, semua kemalasan itu menjadi abadi.

Jika kita tetap menjadi pemalas, maka tidak ada kekuatan apapun yang bisa membuat kita menjadi tidak malas. Kalu kita tetap memilih menjadi orang yang tidak punya gairah yang bagus, pasti akan menemukan sekian juta alasan yang membenarkan pilihan kita itu.

Karena itu, menurut bandura, pakar psikologi, berbagai perilaku tidak bermoral dan kurang berarti (temasuk kemalasan), lebih terkait dengan mekanisme mental ketimbang kesalahan sistem nilai yang dianut seseorang.

Untuk orang dewasa, pasti semua sudah tau bahwa kemalasan itu bukan sesuatu yang positif. Meski sudah tau, tetapi tidak secara otomatis menggerakkan perilaku seseorang supaya tidak malas. Ini bukti bahwa kemalasan itu lebih terkait pada mekanisme mental atau mentalitas seseorang.

Tindakan kita lebih banyak digerakkan oleh kesadaran untuk bertanggung jawab. Ini juga pas untuk orang dewasa. Semua orang dewasa pasti sudah tau, mana yang baik buat dirinya dan mana yang tidak baik. Meski sudah tau, tapi jika tetap memilih yang negatif , ya mau diapakan lagi.

Kalu kita sadar tanggung jawab kita sebagai pelajar/mahasiswa, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi pelajar yang malas. Kalau kita sadar tanggung jawab kita sebagai karyawan, rasanya tidak mungkin kita bisa menjadi karyawan yang malas. Kesadaran inilah yang memunculkan motivasi dan komitmen.

ESCAPING MECHANISM

Menurut bandura (1980), ascaping mechanism adalah cara atau teknik tertentu yang kerap kita gunakan untuk lari dari tanggung jawab. Ini berakar pada persoalan mentalitas.

Bentuk-bentuk mekanisme “melarikan diri” itu antara lain :
  • > Pembenaran moral. Saya mencuri karena miskin, saya terlibat tindak pelanggaran hukum karena saya stres, dan seterusnya. Miskin dan stres tidak menyuruh anda untuk mencuri atau terlibat tindak pelanggaran. Yang memutuskan atau melakukan itu adalah diri anda, bukan kemiskinan atau stres.
  • > Membungkus kelemahan. Saya tidak bergairah di tempat kerja karena tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya.
  • > Membandingkan kebaikan diri sendiri dengan orang lain untuk menolak perbaikan.
  • > Mengingkari tanggung jawab hidup. Skill saya rendah karena pendidikan nasional kacau, karena perusahaan tidak memberikan training, karena pemerinah tidak menydiakan perpustakaan dan seterusnya.
  • > menempatkan diri sebagai korban (the victim). Hidup saya hancur karena musibah, karena si anu, dan seterusnya. Musibah memang membuat hidup kita berantakan. Tapi bila kita tetap bisa bangkit, ini berati kita tidak menjadi korban kejahatan orang lain atau korban musibah.

5. Kelima, kurang belajar menggunakan ledakan emosi.

Marah, tidak puas, malu, takut, ingin dipuji, dan seterusnya termasuk bentuk ledakan emosi. Ini bisa kita gunakan untuk mengusir kemalasan dan bisa pula kita gunakan untuk menambah kemalasan. Bisa kita jadikan motivator dan bisa pula kita jadikan demotivator.

Takut akan dimarahi orang tua kalau nilai kita jeblok, dapat kita gunakan untuk memacu diri dalam belajar. Malu dikatakan orang nganggur, bisa kita gunakan untuk memperbanyak aktivitas. Tidak puas atas nasib kita hari ini, dapat kita gunakan untuk mendorong perubahan dan perbaikan.

Secara umum, ledakan emosi itu ada yang negatif dan ada yang positif. Tapi jangan salah, baik negatif atau positif, keduanya bisa digunakan untuk hal-hal positif. Misalnya malu, rasa tidak puas, marah dan lain-lain. Jika anda marah sama diri sendiri karena keteledoran, lalu anda menjadikan kemarahan itu sebagi motivator untuk memperbaiki diri, maka kemarahan ini positif.

Untuk orang yang belum sanggup membangkitkan gairah dalam dirinya atau belum berhasil membangun fondasi personal yang kuat, teknik ini lebih sering berhasil. Cuma memang durasinya sementara dan gampang luntur di samping juga bisa berpotensi menimbulkan penyimpangan (motivasi minus atau negatif). Karena itu, tetap dibutuhkan transformasi kedalam.

Sumber intrinsik dan ekstrinsik

Sumber motivasi ini biasanya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

  1. > Sumber motivasi dari dalam (intrinsik)
  2. > Sumber motivasi dari luar (ekstrinsik)

Sumbermotivasi dari dalam (intrinsik) adalah keinginan kita untuk “memiliki” atau “menjadi”. Misalnya, memilikii rumah, memiliki pasangan, memiliki pekerjaan, menjadi mahasiswa, menjadi karyawan, menjadi pengusaha dan seterusnya. Visi hidup atau visi usaha gambaran tentang apa yang kita wujudkan dalam hidup ini, juga menjadisumber motivasi. Target-target tertentu yang ingin kita raih juga menjadi sumber motifasi.

Kalau membaca riwayat hidup mas tukul, presenter yang konon tarifnya setengah dari bintang internasional itu, memang sejak awal ia ingin menjadu seorang seniman yang kerjanya menghibur orang lain.

Keinginan yang sudah mendarah daging inilah yang terus memacunya untuk ikut berbagai aktivitas, audisi, dan kegiatan seni, meski dirinya saat itu bejerja sebagai sopir pribadi dan harus menerima komentar orang lain yang bernada meragukan.

Sedangkan gairah yang berumber dari eksternal itu antara lain :
  • > Dorongan orang lain (insentif)
  • > Paksaan orang atau keadaan.
  • > Perubahan orang atau keadaan.
  • > Pembiasaan dari lingkungan atau sistem.
  • > Dan lain-lain.
Menurut aristoteles, seorang itu bergerak untuk melakukan sesuatu (punya gairah), karena beberapa hal. Antara lain perubahan, keadaan alam, paksaan, kebiasaan, visi (alasan mendasar), serta dorongan dari dalam (semagat atau motivasi, keinginan, atau kemauan).

Dalam pratiknya, sumber motivasi itu bisa diperluas lagi sampai tingkat tidak terbatas. Semua yang terjadi di dalam diri kita atau yang menimpa kita, itu bisa dijadikan sumber motivasi, terlepas sesuatu yang enak atau tidak enak. Tapi ini menuntut syarat yang mutlak harus dijalankan.

Syarat apa yang harus kita penuhi? Syarat itu adalah transformasi diri. Transformasi adlah kapasitas seseorang untuk mengubah sesuatu yang mestinya memberikan energi negatif menjadi energi positif.

Menurut max more (1993), transformasi adalah sebuah proses yang dapat meningkatkan “personal extropy” (kapasitas untuk berkembang). Kata ken keyes, pakar pengembangan diri, “semua yang ada dan semua yang terjadi adalah anugerah yang bisa digunakan untuk membuat hidup kita lebih maju, lebih nikmat, dan lebih hidup.”

Kembali ke praktik hidup, ada sejumlah kenyataan yang semula dapat berpotensi menjadi demotivator, namun bisa kita transformasikan menjadi motifator. Antara lain adalah :
  • > Ketidakpuasan
  • > Kegagalan
  • > Kehinaan
  • > Kekurangan
  • > Tekanan hidup
  • > Kesalahan
  • > Rasa takut.
Banyak orang yang merasa tidak puas dengan diri, prestasi, usaha atau nasibnya. Rasa tidak puas ini sebetulnya manusiawi. Artinya, perasaan demikian ini dimiliki oleh semua manusia. Bedanya, ada orang yang bisa menggunakannya sebagi demotivator.

Orang-orang yang berhasil menggunakan energi ketidak puasan sebagai motivator melakukan proses transformasi. Bentuknya adalah, mereka menjadikan ketidak puasan itu sebagai dorongan untuk berubah ke arah yang lebih bagus.

Begitu juga dengan kegagalan. Tidak ada usaha seseorang yang kebal dengan kegagalan. Persoalannya bukan pernah gagal atau tidak. Tetapi ada orang yang menjadikan kegagalannya sebagai otivator dan ada yang menjadikannya sebagai demotivator.

Seorang peserta training mengatakan kepada saya bahwa yang memicu dirinya meraih prestasi bagus di kantor dan sekolahnya adalah hinaan tetangga sewaktu masih dikampung. Orang ini bercerita kepada saya bagaimana langka memulai hidup baru di jakarta.

Saat itu, ia tidak mendapatkan dukungan dari siapa-siapa. Langkah pertama yang ia tempuh adalah kerja di sebuah perusahaan untuk menyambung hidup, kemudian berusaha menemukan cela untuk bisa melanjutkan kuliah sambil bekerja hingga kemudian berhasil menyelesaikan S2-nya.

Saya pernah mewawancarai seorang pengusaha muda yang memiliki motivasi kuat dalam mengembangkan usaha. Pengusaha muda ini merupakan anak tokoh masyarakat yang sangat dihormati di lingkungannya.

Ketika saya tanya apa yang menjadi rahasia dibalik motivasinya itu, ternyata adalah hinaan orang lain yang mengatakan bahwa dirinya tidak sebaik orang tuanya. Karena merasa “terhina”, ia selalu terdorong untuk membuktikan siapa dirinya.

Begitu juga dengan kekurangan. Semua orang memiliki kekurangan. Bedanya, ada yang menjadikan kekurangannya itu sebagai pendorong untuk memperbaiki diri (motivator), dan ada juga yang mempertahankan kekurangannya itu secara hidup-mati

Dari banyak orang yang berprestasi dibidangnya, mereka menjadikan kekurangannya sebagai petunjuk untuk menemukan keunggulannya atau ada yang menjadikannya sebagai petunjuk untuk mengontrol diri supaya tidak sampai jatuh. Dalam praktiknya, mengetahui kekurangan itu sama pentingnya mengetahui kelebihan.

Bahasa utama dalam buku ini adalah bagaimana menggunakan segala yang muncul dari diri kita dan segala hal yang menimpa kita enaknya atau tidak enaknya sebagai motivasi melalui proses pengolahan internal (transformasi).

Banyak skali ayat-ayat al-quran yang memerintahkan untuk bertransformasi, baik dari kejadian yang menimpa orang lain atau berbagai dinamika yang ada pada diri sendiri. “karena itu berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (kebenaran).” (QS.Ali Imran: 137)

“dan didalam dirimu apakah kamu tidak melihatnya.” (QS. Al-Qashash: 72, az-zukhruf: 51, adz-dzariyat: 21)

Jangan mengumbar motivasi minus

Sebelumnya, kita telah membahas soal fungsi motif batin atau motivasi baik sebagai pendorong, pengarah, maupun penyeleksi. Harus kita akui, enjelasan ini memang masih netral.

Tapi dalam praktiknya, motivasi itu tidak netral. Artinya, motivasi haruslah dilandari nilai-nilai dari suara hati yang benar. Jika tidak, maka motivasi tersebut akan merusak, baik diri kita, orang lain, maupun lingkungan.

Menurut imam ghazali, motif yang mendorong seseorang atau naluri itu ada yang memiliki sifat tuhan, sifat setan, sifat binatang buas, dan sifat binatang biasa. Ketika kita korupsi atau memanipulasi, maka naluri kita adalah naluri binatang buas karena kita telah membunuh atau menerkam orang lain.

Makanya, dalam kajian spiritual, seperti ditulis lan marshall dan danah zohar (2005), ada perbedaan antara motivasi plus dan motivasi minus. Tugas kita adalah mengontrol motivasi minus dan membangkitkan motivasi plus. Tujuannya agar kita meraih kemajuan, keselamatan, dan kemaslahatan, baik bagi diri kita maupun sesama.

No     -           Motivasi Plus      -        Motivasi Minus

1.       -      Eksplorasi (+10)    -        Penonjolan diri (-1)

2.     Kecenderungan bergaul (+2)     Kemarahan (-2)

3.      Kekuatan diri (+3)               Keserakahan (-3)

4.      Penguasaan (+4)                       Rasa takut (-4)

5.      Generativitas (+5)                    Keresahan (-5)

6.      Pengabdian yang lebih tinggi (+6)       Apati (-6)

7.        Jiwa dunia (+7)                    Malu dan rasa bersalah (-7)

8.       Pencerahan (+8)               Dipersonalisasi (-8)

Eks plorasi (+1) terkait dengan rasa ingin tahu dan sikap terbuka atau menerima apapun yang disuguhkan oleh kehidupan di hadapan kita. Orang dengan motivasi ini selalu berada dalam dialog yang terbuka dengan lingkungan.

Penonjolan diri (-1) terkait dengan ketidak pedulian, persaingan yang tak terkendali, sikap terpusat pad diri sendiri, dan agresi. Orang yang menonjolkan dirinya, punya keinginan untuk berkuasa dan keinginan ini membuat mereka berkonflik.

Misalnya, kita memiliki keinginsn untuk naik jabatan di pekerjaan atau prestasi disekolah. Jika keinginaan itu didorong oleh motif untuk menonjolkan diri, maka energi batin yang mendekte kita akan mengeluarkan asap panas. Kita mudah berkonflik dengan orang. Kita tidak mau peduli dengan oranglain. Kita akan mempraktikan hantam sana dan hantam sini.

Tapi jika motifnya memang untuk mengembangkan diri, maka hawa yang dihasilkan dari energi batin kita akan dingin, bersahabat dengan orang lain, memikirkan kepentingan orang lain juga, tetap menjaga keseimbangan, dan menyatukan orang lain.

Kecenderungan bergaul dan bekerjasama (+2) terkait dengan ikatan loyalitas kuat yang sering didasarkan oleh kesamaan nilai-nilai dan tujuan. Orang yang suka bergaul, lebih suka berkawan dan lebih suka berkumpul dengan teman ketimbang sendirian. Orang yang termotivasi oleh semangat ini akan menjadi anggota tim yang bagus.

Kebalikanya adalah kemarahan (-2) orang yang pemarah biasanya bersikap angat dingin, berhati-hati menahan emosi, atau berperilaku berapi-api dan membiarkan kemarahanya dimuntahkan disembarang tempat.

Sebagian demonstran kita sekarang ini lebih sering didorong oleh motivasi minus berupa kemarahan. Mereka berdemo bukan untuk mencari solusi melalui jalur diskusi atau dialog, saling mendengarkan, atau saling berbagi, tetapi lebih merupakan letupan amuk yang merugikan sehingga akal sehatnya hilang.

Hasilnya apa? Hasilnya pasti tidak akan melebihi dorongan untuk bekerjasama (motivasi plus). Munculkan motivasi untuk bekerjasama supaya proses dan hasilnya bagus. Memang, sebagian besar kita lebih cenderung memilih amarah kaena mudah dan instan.

Kekuatan diri (+3) terkait dengan kemampuan seseorang untuk menciptakan kekuasaan dari dalam diri sendiri (self-mastering). Mereka adlah orang yang berpusat pada diri mereka sendiri. Mereka tahu siapa yang mereka cintai dan apa yang mereka hargai. Mereka punya integritas dengan makna sebenarnya.

Keserakahan membuat kita cemburu, karena dalam apapun yang dimiliki orng lain, kita melihat sesuatu yang kita inginkan. Keserakahan adalah dasar dari semua kecanduan.

Misalnya, praktik korupsi yang dilakukan orang-orang kaya. Apa yang memotivasi mereka? Mereka korupsi bukan karena kekurangan uang atau miskin. Mereka korupsi supaya bisa lebih kaya dari teman atau tetangganya. Jadi, yang mendorongnya untuk korupsi ialah kerakusan.

Penguasaan (+4) terkait dengan ketrampilan interpersonal yang lebih bagus khususnya nilai atu ketrampilan dari suatu profesi, suatu tradisi, suatu sistim pemahaman yang lebih luas atau suatu visi bersama. Perilaku dan keputusan seorang master akan memperlihatkan sebuah disiplin batin dan memunculkan kesan “menglir”.

Kebalikanya adalah rasa takut (-4). Rasa ini terkait dengan kecemasan, kecurigaan, perasaan terancam, dan rasa rentan diserang. Takut adalah lawan dari perasaan menguasai keadaan. Orang yang dimotivasi oleh rasa takut selau ingin membela diri atau melindungi diri (defensif).

Orang yang dikuasai rasa takut akan selalu iri, dengki, dan selalu menghawatirkan orang lain. Akibatnya, hubungan dia dengan orang lain selalu politis dan manipulatif serta waswas. Rasa takut demikian akan timbul karena minimnya penguasaan yang bersangkutan terhadap ketrampilan atau nilai-nilai. Jadi, selalu saja goyah dan takut.

Generativitas (+5) adalah manifstasi khusus dari kretivitas yang digerakkan oleh cinta dan hasrat ini menjadi semangat bermain-main dalam kreativitas mereka.

Kebalikanya adalah keresahan (-5). Keresahan muncul dari sebuah perasaan bingung atau putus asa akan apa yang harus dilakukan atau di putuskan sehingga proses kreatif pun terhalang. Orang-orang yang resah biasanya kehilangan kreativitas dan strategi.

Pengabdian yang lebih tinggi (+6) adalah motif yang menggerakkan pemimpin pengabdi. Pemimpin ini sama seperti kesatria : mereka mengabdi pada nilai-niai transpersonal seperti keadilan, kebaikan, menyelamatkan penderitaan dan lain-lain.

Kebalikanya adalah apati (-6) dalam apati itu, kita dipenuhi oleh perasan anomi, perasaan bahwa tidak ada lagi peran yang bisa dimainkan dalam hidup ini. Orang yang apati sangat sedikit memiliki energi, hanya semata-mata untuk terus bertahan hidup. Mereka hanya memperlihatkan sedikit minat pada apapun dan kerap melantarkan diri mereka sendiri dan urusan-urusan mereka.

Jiwa dunia (+7) terkait dengan motivasi untuk merayakan aspek ilahiah dari dunia sehingga mereka pun terdorong untuk menggunakan strategi yang mendukung tercapainya tujuan itu.

Kebalikanya adlah rasa malu dan rasa bersalah (-7). Malu dan rasa bersalah mengisi seseorang dengan perasaan yang nyaris sepenuhnya bertolak belakang dengan perasaan yang dialami oleh orang-orang yang memiliki motivasi jiwa dunia.

Orang-orang yang memendam rasa maludan rasa bersalah, mereka merasa sepenuhnya berada jauh dari level realitas yang bermakna atau lebih dalam. Mereka terpisah dari eksistensi dirinya sendiri, terpisah dari realitas kehidupanya, dan terpisah dari linkungannya.

Pencerahan (+8). Terkait oleh kemampuan dalam menyerap dan meleburkan diri dalam nilai-nilai yang sifatnya mutlak. Mereka tidak terbimbing oleh nafsunya (keinginan diri), tetapi terbimbing oleh nilai-nilai yang diserapnya. Mereka berdamai dengan diri mereka, realitas kehidupan, dan dengan lingkungannya.

Kebalikany adalah dipersonalisasi (-8). Seorangyang mengalami dipersonalisasi tidak memiliki prinsip yang dipedomani atau yang lebih sering terdikte oleh nafsu egoisme yang menggelapkan, sehingga kita menerima nikmat dia foya-foya, tetapi ketika nikmat itu hilang dia tidak sabar.

Dalam agama, ada tiga istila yang bisa membedakan kelompok yang mendapatkan pencerahan dan kelompok yang mengalami dipersonalisasi. Tiga istilah itu adlah mukmin, munafik dan kafir.

Mukmin adalah orang yang membekali diri dengan pencerahan-pencerahan dan amal kebajikan. Munafik adalah orang-orang yang sibuk untuk menciptakan citra kepada orang lain, sementara didalam dirinya kosong. Sedangkan kafir adalah orang-orang yang “menikmati” dunia dengan hawa nafsunya.

“dialah yang menciptakan kamu, maka diantara kamu ada yang kafir dan diantara kamu ada yang beriman. Dan allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-taghabun :2)

Pencerahan adalah motivasi yang mendorong orang-orang mukmin. Mereka yakin akan kebenaran yang abstrak dan keyakinan itu membentuk karakternya. Sedangkan dipersonalisasi adalah motivasi yang mendorong orang munafik atau orang kafir.

Dari delapan jenis motifasi di atas, baik yang plus atau yang minus, manakah yang kira-kira menguasai kita? Mungkin tidak ada orang yang selamanya menggunakan motifasi plus, tapi yang penting adalah jangan sampai kita dikuasai motivasi minus terlalu lama atau selamanya. Ini pasti membahayakan dan meruikan.

Memang motivasi saja tidak cukup

Pada pembahasan sebelumnya, sudah bicara panjang lebar tentang betapa vitalnya peranan motivasi bagi prestasi. Namun demikian, kita perlu sadar bahwa bekal motivasi saja memang tidak cukup untuk meraih prestasi.

Dibutuhkan visi yang membimbing motivasi untuk supaya semangat yang muncul dari dalam diri kita bisa terarah untuk merealisasikan sasaran yang kita inginkan. Apakah sudah cukup dengan hanya memiliki motivasi dan visi? Dalam praktiknya ini juga belum cukup. Dibutuhkan serangkaian aksi yang mendekatkan kita kepada visi tersebut.

Dalam konsep karir dikenal istilah “will power” dan “skill power”. Will power mengarah pada pengertian motivasi. Sedangkan skill power mengarah pada kecakapan atau keahlian tertentu yang kita terapkan di tempat kerja.

Banyak orang yang punya will power bagus, namun karena tidak diimbangi dengan will power yang bagus, hasilnya pun kurang bagus.

Dari penuturan orang berprestasi yang saya ajak bercakap-cakap, ada satu hal lagi yang perlu ditegaskan di sini, yaitu sikap mental. Sikap mental ini bersumber dari filsafat hidup yang kita anut, nilai-nilai kebenaran universalyang kita serap, pengalaman hidup yang kita maknai, dan pengetahuan yang kita dapatkaan.

Sikap mental adalah bagaimana kita menyikapi persoalan yang kita hadapi. Sikap mental ini yang akan menentukan pilihan yang akan kita ambil.

RAHASIA DI BALIK SIKAP

> Sikap kita terhadapmkehidupan menentukan sikap kehidupan terhadap kita.

> Sikap kita terhadap orang lain akan menentuksn sikap mereka terhadap kita.

> Sikap kita pada awal suatu tugas akan menentukan hasil pekerjaan itu.

> Makin tinggi kedudukan orang yang anda temui, makin baik pula sikapnya.

> Sikap kita merupakan sahabat yang palin setia, namu juga bisa menjadi musuh yang berbahaya.

> Sikap kita jauh lebih jujur dan lebih konsisten daripada kata-kata yang kita ucapkan.

> Sikap kita meruakan pandangan kedepan berdasarkan pengalaman-pengalaman di masa lampau.

> Sikap kita adalah suatu yang membuat orang lain tertarik atau pun tidak suka.

> Sikap kitatidak akan pernah tampak sebelum di nyatakan.

> Sikap kita merupakan pustakawan masa lalu kita.

> Sikap kita merupakan pembicaraan kita di masa sekarang.

> Sikap kita merupakan peramal bagi masadepan.

Kalau melihat perjalana para nabi (sunah), para high achiever dari berbagai bidang baik bagi kalangan bisnis, usaha, karir, profesi, sosial, agama, pejabat, dan lain-lain, sedikitnya ada lima prinsip yang mereka jalankan untuk meraih prestasi. Kelima prinsip itu adalah :

1.Pertama, memiliki arah dan sasaran hidup yang jelas dan bertahap. Anda boleh menggantinya dengan istilah seperti visi-misi, direksi, tujuan, target, cita-cita, atau apa pun terserah anda. Yang jelas, mereka tahu apa yang diinginkan dan kemanah mereka mengarahkan langkah.

2.Kedua,, memperjuangkanya dengan komitmen yang tinggi. Mereka punya gairah hidup yang tinggi, mereka punya gairah hidup yang tinggi, memiliki motivasi yang kuat, dan punya komitmen yang teguh dalam memperjuangkan keinginannya.

3.Ketiga, punya kemampuan membangun kepercayaan (trust). Mereka memiliki modal pengetahuan, keahlian atau ketrampilan, serta memiliki kesalehan moral atau keimanan misalnya jujur, lurus, tanggung jawab, ikhlas, dan seterusnya.

Oleh karena itu, mereka dipercaya orag lain. Kalau anda hanya pintar tok tetapi tidak jujur, maka kepercayaan orang masih kurang. Sebaliknya, kalau anda hanya memiliki kejujuran tetapi keahlian anda kurang, ya bagaimana mau percaya.

4.Keempat, memiliki kemampuan berkomunikasi yang bagus. Termasuk dalam pengertian komunikasi di sini, misalnya, bagaimana menjalin hubungan dengan orang, bagaimana menjelaskan masalah pada orang, bagaimana menjaga hubungan dengan orang, dan seterusnya.

Semua orang berprestasi di atas rata-rata, pasti memilih kemampuan berkomunkasi yang lebih bagus. Mereka bisa membuka hubungan baru, bisa mempertahankan hubungan itu, dan tahu cara yang baik dalam mengenahi konflik.

5.Kelima, memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar (learner). Tentu, orang yang berprestasi punya latar belakan yang variatif. Anda bisa mengamati sendiri. Ada yang berasal dari keluarga papa, keluarga kaya, keluarga berantakan, keluarga terhormat, punya pendidikan akademis bagus, punya pendidikan akademis kacau, punya masa lalu bagus, punya masa lalu gelap, dan lain sebagainya.

Meski mereka punya latarbelakang yang berbeda-beda, tetapi mereka punya kesamaan dalam satu hal : belajar dari dirinya, belajar dari orang lain, belajar dari keadaan, dan belajar dari masalah atau musibah.

Arinya, mereka selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik, lebih lengkap, dan lebih kuat dengan kehidupan yang dilaluinya. Mereka bisa mengambil petunjuk atau pencerahan (hidayah) dari realitas. Mereka tidak digelapkan oleh realitas.

Handy, pemilik kebab turki baba rafi, menemukan jurus itu untuk sukses setelah banyak beajar dari berbagai relitas yang menimpa dirinya. Dalam bisnis, ia menemukan istilah LETAM yang berarti :

L = lihat peluang yang ada
E = evaluasi peluang itu.
T = tirukan cara yang mungkin dapat diadopsi
A = amatilah caranya dan lakukan
M = modifikasi cara yang telah di pilih itu.

Sukses hendi membangun usaha dari kecil hingga menjadi besar telah di akui dari berbagai kalangan. Majalah tempo pada 2006, misalnya, memilih hendi sebagai salah satu dari sepuluh tokoh yang mengubah indonesia.

Ia pun pernah dinobatkan oleh ernst & young sebagai winner of ernst & young entrepreneur of the year - “special award Entrepreneurial Spirit 2009”. Penghargaan asia pacific entrepreniursip award (APEA) 2010 diperoleh hendy untuk kategori outstanding entrepreneurship award 2010.

Tuesday, June 28, 2016

Motivasi dan prestasi meraih sukses berbisnis

Motivasi atau gairah berprestasi sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi seseorang di tempat kerja atau di kehidupan secara umum. Untuk melihat tinggi-rendahnya gairah anda, bisa dilihat dari beberapa indikator di bawah ini :

1.Anda tidak memiliki target prestasi dengan jelas. Anda hanya mengerjakan apa yang ditugaskan.

2.Anda sudah termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik dan benar, dan terkadang memprotes penyimpangan atau pemborosan.

3.Anda selalu berusaha untuk menyamai standar oranglain atau berprestasi menurut standar rata-rata.

4. Anda terus berusaha memperbaiki performa dengan menciptakan perubahan dan belajar menganalisis tindakan berdasarkan untung rugi, manfaat-biaya.

5.Anda sudah memiliki jiwa entrepreniur : berani mengambil risiko dengan pertimbangan untuk meraih keuntungan atau kemasalhatan.

Melihat hasil kajian para ahli di dunia kerja, ternyata skala gairah di atas punya hubungan dengan hal yang lain. Hubungan itu antara lain dijelaskan sebagai berikut :

1. Pertama, gairah terkait dengan tingkat perhatian seseorang terhadap tugas atau pekerjaan (concern for order).

Yang dimaksud dengan perhatian disini adalah kemampuan seseorang dalam mengurangi ketidakpastian di lingkungan kerjanya, terutama yang terkait dengan aturan kerja, instruksi, informasi, dan data.

Contoh-contohnya bisa anda lihat di tempat kerja. Orang yang gairah untuk berprestasinya rendah, umumnya sering lupa terhadap aturan kerja, sering melakukan kesalahan, dan sering menangani pekerjaan asal-asalan. Istilahnya dalam dunia karier disebut finishing. Finishing ini beda dengan completing.

Orang yang gairahnya rendah hanya akan mengakhiri pekerjaan (finishing), tanpa memperhatikan kualitasnya. Sedangkan orang yang gairahnya tinggi umumnya tidak mau hanya asal finishing. Mereka menginginkan completing atau menyempurnakan pekerjaan sampai pada tingkat yang benar-benar sempurna, baik, dan menyenangkan.

2.Kedua, gairah berprestasi berkaitan dengan inisiatif dan kreativitas.

Inisiatif yang dimaksudkan disini adalah kemampuan seseorang untuk bertndak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut pekerjaan.

Inisiatif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah terlebih dahulu, dengan tujuan meningkatkan hasil pekerjaan, menghindari timbulnya masalah, atau menciptakan peluang baru. Inisiatif juga merupakan kemampuan menciptakan solusi yang lebih bagus.

Ada tiga sopir truk yang masing-masing menghadapi persoalan sama. Apa persoalan mereka? Mereka bertiga datang dari luar kota pada saat gudang mau ditutup dalam beberapa menit lagi. Kala itu, pintu gerbang bagian depan sudah dituttp oleh satpam.

Di sisi lain, muatan truk melebihi ketinggian pintu gerbang. Kelebihan diperkirakan mencapai lima sampai sepeluh senti meter. Masalah buat mereka lagi, jika memasukkan muatan truk esok hari, jelas akan kena sanksi denda. Apa yang dilakukan oleh masing-masing sopir?

Sopir pertama memutuskan untuk meninggalkan truk di pinggir gerbang lalu pulang. Ia memilih didenda atas keterlambatanya. Sopir kedua memutuskan untuk mencari jalan alternatif. Ia berputar-putar mengelilingi kawasan gudang dengan waktu yang sangat terbatas.

Ternyata, dia memang menemukan jalan alternatif yang tidak dipasang pintu gerbang. Tetapi persoalanya, gudang sudah dututup. Sopir kedua ini hanya mampu membawa muatan truk di depan gudang. Muatan truk tetap di bongkar karena keterlambatanya masih pada hari yang sama.

Lain lagi dengan sopir ketiga. Karena kelebihan muatan truk hanya lima sampai sepuluh senti meter, sementara waktu sudah mendesak, maka cara yang ia tempuh adalah mengempeskan ban-ban truk. Ternyata cara itu tepat. Truk bisa melewati pintu gerbang dan bisa memasukkan muatan truk ke gudang. Meskipun tinggal beberapa menit lagi gudang di tutup, tetapi waktu yang tersedia masih cukup.

Secara inisiatif dan kreatifitas, sopir pertama memiliki tingkat yang paling rendah. Ia lebih memilih dihukum atau rugi sebelum berusaha menciptakan siasat untuk mengatasi masalah yang muncul. Sopir kedua punya tingkatan yang lebih bagus dari sopir pertama. Ia sudah berusaha, namun belum menghasilkan solusi seperti yang di inginkan. Sedangkan yang paling tinggi adalah sopir yang ketiga. Ia memunculkan inisiatif dan kreativitas untuk menciptakan solusi yang efektif dan efisien.

Yang membuat sopir ketiga menjadi kreatif adalah karena dia punya motivasi tinggi untuk menyelesaikan masalah. Seandainya motifasinya lemah, pasti kreativitasnya tidak muncul.

Selain motivasi, yang membuat kreativitas seseorang menjadi kuat adalah keahlian yang diperoleh dari jam terbang atau pengalaman. Untuk orang yang baru memegang kendaraan, mungkin otaknya tidak nyampe untuk mengempeskan ban supaya bisa melewati tantangan.

“jurus” semacam ini hanya dimiliki orang yang punya jam terbang tinggi di bidangnya. Makanya, kalau melihat orang-orang yang berhasil meluncurkan produk-produk kreatif, umumnya mereka adalah yang sudah terjun bertahun-tahun di bidang itu.

Pengusaha yang kreatif dengan bisnisnya adalah pengusaha yang sudah terjun bertahun-tahun di bidangnya. Sebagaimana guru yang menemukan cara mengajar kreatif adalah guru yang sudah bertahun-tahun mengajar.

Selain keahlian, yang membuat orang kreatif adalah mengaktifkan fikiran-fikiran kreatif atau menguasai teknik bagaimana memunculkan jurus-jurus kreatif (creative thinking skill). Misalnya, tidak mau mengikuti cara orang lain, memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang kreatif, atau memfasilitasi munculnya ide kreatif.

Sekuat apakah dorongan anda meraih sukses

Untuk menjadi orang yang kompeten di bidan apapun, syarat pertama yang harus dimiliki adalah punya gairah kuat. Kenapa? Kalau anda memotong kayu dengan pedang yang tajam tetapi gairah anda setengah-setengah, apa jadinya? Pasti lama. Bahkan mungkin saja tidak berhasil.

Ahli hikmah megatakan, “barang siapa yang tekatnya kuat, pasti akan berhasil.” man jadda wajada, ada lagi yang menyatakan, “jika tekatmu kuat, maka jalanmu akan terbuka.” idza shadaqal wadhahas sabilu.

Begitu juga dengan keinginan anda untuk berprestasi, meskipun anda punya pengetahuan bagus, punya skil bagus, punya fasilitas bagus, tetaoi kalau gairah anda setengah-setengah, jadinya ya seperti contoh di atas. Selain pasti lama, ada kemungkinan untuk gagal.

Karena itu, orang berprestasi di bidang apapun, dimana pun, dengan latar belakang apapun, pasti punya gairah kuat untuk berprestasi. Tidak ada orang yang berprestasi yang gairahnya setengah-setengah. Bahkan menurut para pejuang, peranan gairah ini jauh lebih menentukan ketimbang intelektual.

Artinya, jika anda pintar namun malas, hasil perjuangan anda mungkin tidak lebih bagus dibanding kalau anda, misalnya, punya ilmu pas-pasan tetapi punya gairah tinggi. Gairah yang tinggi akan menunjukkan jalan yang sebelumnya tidak kita ketahui.

Ada sebuah pepatah mengatakan, “Asal ada kemauan pasti ada jalan.” ilustrasi pendek diatas dapat menggambarkan betapa vitalnya peranan motivasi bagi prestasi apapun yang diinginkan seseorang.

Sebagai contoh, anda ingin memulai usaha. Idealnya, anda harus punya pengetahuan yang seakurat-akuratnya tentang jalan yang akan anda tempuh di usaha itu. Semua orang juga tahu itu. Tapi kenyataanya, sulit sekali kita wujudkan.

Jika anda mundur karena belum paham seluruhnya, maka mungkin tidak akan ada usaha apapun yang akan anda mulai. Padahal, realitas apapun yang bakal anda masuki pasti tidak akan anda ketahui seutuhnya. Ada yang anda ketahui dan ada yang tidak.

Untuk mengetaui apa yang belum anda ketahui, modalnya adlah kesungguhan. Dalam sebuah agama disebut jihad di jalan tuhan. Jihad inilah yang membuat kita diberitahu oleh tuhan.

Kesungguhan itulah yang menentukan level gairah kita di lapangan. Meski semua orang punya keinginan untuk sukses, untuk menjadi baik, atau apalah istilahnya, namun yang membedakan adalah tingkatanya. Ada orang yang punya keinginan lemah sehingga kurang membuahkan motivasi atau aksi.

Kalau membaca penjelasan dave francis & mike woodcock (1982) tentang kesungguhan, ada tiga tingkatan atau level :

1. Lever petama adalah superficial (keinginan mulut atau permukaan).

Misalnya, kita sudah menyusun rencana sedemikIn rupa, namun keinginan kita untuk menjalankanya setengah-setengah atau sama sekali tidak kita jalankan. Semua hanya dokumen belaka.

Keinginan demikian pantas disebut keinginan mulut atau keinginan yang levelnya masih dipermukaan. Selain bisa dilakukan semua orang, keinginan seperti ini memang gratis tapi sebagus apapun keinginan itu, tak akan mengubah nasib kita.

2. Level kedua disebut underlined.

Kita sudah membuat perencanaan dengan alasan-alasan yang cukup mendasar dan sudah menjalankanya, namun masih kurang sustainable (berkelanjutan), angot-angotan.

Biasanya, keinginan demikian ini lebih sering berupa keinginan-keinginan yang sifatnya adaptif terhadap masalah. Kita ingin belajar lebih giat karena nilai kita jeblog, kita ingin jadi orang yang kaya saat kepepet, kita ingin mencari informasi lowongan mati-matian karena mau di PHK, kita ingin mau mendirikan partai karena sedang musim, dan lain-lain.

3.Level ketiga disebut sustainable (berkelanjutan)

Kita punya keinginan, lalu kita perjuangkan sepenuh hati secara terus-menerus dengan alasan-alasan yang cukup mendasar.

Sosok yang bisa kita contoh misalnya saja pak anshoerroeddin, pemilik restoran dapur sunda. Sejak mahasiswa memang dia sudah punya keinginan untuk menjadi pengusaha. Keinginsn itu kemudian ia perjuangkan realisasinya dari yang paling kecil, misalnya latihan menjual bahan makanan di stasiun.

Bahkan ketika dia harus bekerja sebagai konsultan dan pegawai negeri, keinginan itu tidak dilupakan. Sambil bekerja ia tetap ingin menjadi pengusaha dengan mendirikan warung tenda di jakarta. Karena itu, salah satu ucapanya yang paling saya ingat adalah, “jadi pengusaha itu modanya berani, termasuk berani tidur kurang”.

LIMA KELOMPOK MANUSIA

> Manusia yang tidak tahu atau tidak mau tahu tentang apa yang diinginkan dari dirinya (orang lemah). Mereka menginginkan agar orang lain atau Tuhan menghendaki sesuatu untuk dirinya (tangan di bawah)

> Manusia yang tahu dan mau tahu tentang apa yang diinginkan dari dirinya, tetapi tidak tahu atau tidak mau tahu tentang cara yang harus di tempuh (frustasi).

> Manusia yang tahu apa yang diinginkan dan cara apa yang harus ditempuh, tetapi ujung-ujungnya tidak mau melakukan (pecundang)).

> Manusia yang sudah tahu apa yang diinginkan, tahu cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, melakukan sesuatu dengan cara itu, tetapi spirit yang digunakan untuk melakukan itu masih setengah-setengah (pemalas yang rugi)

> Manusia yang sudah tahu apa yang diinginkan, tahu cara untuk mendapatkan apa, dan melakukan sesuatu dengan spirit yang penuh (fulfilled) atau selalu berusaha untuk membuat spiritnya menyala terus (pemenang yang beruntung).

Kalau melihat riwayat hidup para pengusaha yang sudah berhasil merealisasikan keinginanya, semuanya memiliki keinginan dan level yang sangat tinggi. Mereka punya keinginan yang jelas dan benar-benar diperjuangkan serta punya kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi masalah yang menghambat keinginannya.

Ini bisa kita lihat dari perjalanan Pak Bob Sadino atau pengusaha lain yang anda kenal. Mereka menjadi orang yang beruntung karena punya alasan-alasan yang kuat untuk menerima keberuntungan itu. Salah satu alasanya adalah keinginan yang kuat untuk meraih kemajuan.

Pak Bob sampai pada kesimpulan bahwa modal jiwanya dalam membangun usaha adalah, “ cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu duri saya sibakkan. Melankah lagi. Terhadang lubang saya lompati. Melankah lagi. Bertemu api saya mundur. Melangkah lagi. Berjalan terus dan mengatasi masalah.”

Pentingnya pembersihan jiwa motivasi hidup

Terkadang. Masih banyak diantara kita yang berfikir membaca buku motivasi, mendengarkan ceramah, atau nasihat tentang motifasi. Itu tak banyak gunanya. Karena, paling-paling semangat yang diperoleh darinya hanya sebentar, setelah itu loyo lagi.

Kalau itu yang menjadi alasan, memang benar. Akan tapi kalau di pikir lagi, sepertinya ada yang tidak fair. Dikatakan benar, karena memang ituah kenyataanya : hanya sementara. Dikatakan tidak fair, karena kita telah memperlakukan diri kita secara tidak adil.

Dimanakah letak ketidak adilanya? Jika perut kita butuh makan setiap kali lapar dam jasad kita butuh mandi setiap kali kotor, maka jiwa kitapun sebetulnya perlu pembersih atau makanan setiap kali kita membutuhkanya.

Kita ambil contoh saja komputer. Sistem komputer yang ditata, dijaga, dan dibersihkan, tentunya beda dengan sitem komputer yang di biarkan kotoranya dan dipakai sembarangan.

Komputer model kedua ini lamban bekerja, suka macet dengan alasan yang tidak jelas, suka bingung kalau di perintah agak cepat, dan terkadang malah menghilangkan data yang kita simpan atau lebih sering menyiksa ketimbang pekerjaan kita.

Kira-kira, seperti itu jiwa manusia yang dibiarkan kotoranya, menambah kotoranya, dan menolak untuk membersihkan kotoran itu. Nah, manggali motivasi dari dalam diri merupakan salah satu bentuk aktifitas yang kita jalankan untuk membersihkan kotoran batin kita.

Syukur-syukur bisa membuatnya lebih cemerlang agar sistem batin kita bisa bekerja seperti komputer yang bersih dari virus, cepat tanggap, cekatan, bisa menghasilkan karya atau prestasi yang bagus dibidang kita, menyenangkan semua pihak (tasurrun nadzirin), dan seterusnya.

Untung-rugi seoerti apakah yang akan kita dapatkan? Jika ditinjau dari sebagian temuan ahli atau pengalaman orang-orang berprestasi.

Untung rugi dalam membersihkan kotoran jiwa itu berkaitan dengan hal-hal berikut ini :

1. Pertama Keunggulan.

Semua orang punya keunggulan, hanya saja keunggulan itu bersifat bahan baku (potensi), belum merupakan bahan jadi. Supaya keunggulan potensi itu menjadi keunggulan prestasi (barang jadi), maka dibutuhkan aksi yang tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali dan terus menerus.

Untuk menghindarkan aksi yang demikian itu, jelas membutuhkan motifasi, visi, komitmen, kreativitas, dan lain-lain. Semua ini berkaitan dengan bersihdan kotornya jiwa kita. Jika jiwa kita bersih, maka banyak hal yang dapat menjadi motivator. Sebaliknya, jika jiwa kita kotor, maka banyak hal yang menjadi demotivator kita.

2. Kedua Kepercayaan (trust dan credibelity).

Jiwa yang selalu kita bersihkan, akan mendorong untuk selalu berprestasi. Tentu, ini bisa mengantarkan seseorang untuk memiliki keahlihan dan kesalehan hidup.

Keahlihan mengangkat derajad seseorang, sementara kesalehan menyelamatkan langkahnya dari berbagai ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh pelanggaran atas batas-batas yang diterapkan tuhan (hududullah).

Dengan kata lain, kalau kita selalu termotivasi untuk mengasah keahlian berdasarkan potensi yang kita miliki dan terdorong untuk meningkatkan kesalehan hidup berdasarkan kebenaran yang kita imani, maka cepat atau lambat, kepercayaan yang akan kita dapatkan.

3. Ketiga keberuntungan (luck)

Nasib baik, nasib mujur (barakah). Tidk ada satu teoripun di dunia ini yang bisa mengungkap secara detail rahasia Tuhan yang bernama kemujuran, keberuntungan, keberkahan, dan semacamnya meskipun ia nyata-nyata ada dalam praktik hidup sehari-hari.

Namun begitu, tuhan telah memberikan petunjuk untuk mendapatkan keberuntungan, kemujuran, dan semacamnya. Rahasia seperti apakah yang perlu kita sadari? Salah satu yang terpenting adalah memiliki kemauan keras, memiliki kesadaran bertanggung jawab atas berbaikan diri, dan menghilangkan secara bertahap nafsu keras kepala.

Meskipun jalan tuhan itu jumlahnya tak terhitung, tetapi akan sulit kita dapatkan kalau didalam batin kita ada banyak kotoran yang membuat kita bermalas-malasan, selalu mengandalkan orang lain, dan mengandalkan datangnya nasib baik, apalagi ditambah dengan nafsu keras kepala ( lawan dari kemauan keras).

Seperti yang diakui oleh mantan presiden amerika, thomas jefferson. Ia termasuk orang yang yakin betul akan adanya keberuntungan di dunia ini. Semakin giat dirinya bekerja, semakin banyak keberuntungan yang datang. Ia mengatakan, “saya merasakan bahwa semakin giat saya bekerja, semakin banyak keberuntungan yang ia miliki.”

“Meskipun tidak ada orang yang menginginkan kegagalan, tetapi kenyataanya kegagalan itu tak bisa dihindari.”

Ralp marston, seorang motivator, pernah menulis, “sepertinya ada kontradiksi didunia ini : semakin giat kamu bekerja semaki mudah hidup ini. Nasib baik akan mendatangai seseorang yang tidak menggantungkan dirinya pada nasib baik.”

Itulah kenapa al-quran menegaskan, “sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. “ (QS. Syams ; 9-10)

Memang benar, ketika kita punya keinginan yang menyala, maka hidup kita akan termotivasi untuk mewujudkan keinginan itu. Hanya saja, praktik hidup menetapkan harus ada kegagalan dalam usaha mewujudkan keinginan atau impian.

Meskipun tidak ada orang yang menginginan kegagalan, tetapi kenyataanya kegagalan itu tak bisa dihindari. Jika kita hanya termotivasi oleh keinginan tetapi hancur oleh kegagalan, maka sumber motivator kita akan kalah oleh sumber demotivator yang ada dalam pikiran kita.

Memang benar, dengan mendapatkan perlakuan atau pemberian yang baik dari orang lain, semacam gaji naik, dukungan naik, dan lain-lain akan membuat hidup kita lebih termotivasi.

Hanya saja, praktik hidup ini isinya bukan hanya itu. Ada penghinan dan perlakuan yang tidak fair. Akan tetapi, tidak mungkin kita bersuara keras kalau ada penghianatan, penggembosan, dan lain-lain.

Jika kita hanya termotiasi oleh pujian, pemberian atau dukungan, dan hancur oleh hinaan, penggembosan atau perlakuan bueuk dari orang lain, maka motivtor kita akan kalah oleh setan demotivator.

Memang benar, jika seadainya dunia ini selalu berjalan mendukung rencana kita, tentulah hidup kiya akan termotivasi. Tetapi praktiknya tidak begitu. Ada keadaan tertentu yang memberikan pengaruh kemudahan kepada kita. Dan sma ini berada di luar kontrol kita.

Jika kita hanya termotivasi oleh keadaan yang mendukung dan hancur oleh keadaan yang tidak mendukung, maka motivator kita akan kalah oleh demotivator yang muncul dari benak kita. Di sinilah perlunya membersihkan jiwaitu agar kita tidak kalah oleh demotivator yang dimunculkan oleh keadaan buruk.

Motivasi Penggerak Sebuah Aksi

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk beraksi. Sesuatu disini bisa kebutuhan, ledakan emosi, atau dorongan tertentu. Kamus besar bahasa indonesia mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan.

Kalau melihat buku manajemen, misalnya, yang di tulis spancer (1993), motivasi adalah sesuatu yang dipikirkan orang secara konsisten atau sesuatu yang mendorong orang umtuk melakukan sesuatu.

Fungsinya untuk menjadi :
  1. - Pendorong
  2. - Pengarah
  3. - Penyeleksi
Sedangkan agama menyuruh kita untuk menciptakan motivasi dari visi kita tentang kehidupan dunia dan akhirat. Kenapa? Karena misi dan motivasi ini akan terkait dengan perilaku kita. Kalau yang memotivasi hanya kehidupan dunia, maka langkah kita akan ngawur.

AL-quran mengingatkan :

“dan sesungguhnya orang-orng yang tidak beriman kepada negeri akhirat, benar-benar menyimpang dari jaan yang lurus.” (QSS. Al-mu’minun : 74)

Jika anda meraih motif untuk meraih prestasi, maka motif itulah yang akan mendorong anda untuk melakukan sesuatu, maka motif itulah yang akan mengarahkan tindakan anda.

Jika anda punya motif yang kuat untuk berprestasi di bidang anda, maka itulah yang akan menyeleksi tindakan anda. Secara sadar anda kemudian menyeleksi mana tindakan yang mengarah pada kegagalan dan mana yang akan mengarah pada keberhasilan, mana yang penting dan mana yang tidak penting, dan seterusnya.

Orang yang motifnya tidak kuat, maka langkahnya tidak teratur atau tidak selektif. Orang yang motivasinya kuat, maka akan mudah menjalankan disiplin-diri. Lihat saja para atasan di perusahaan, para tokoh, atau orang-orang hebat. Mereka punya disiplin karena mereka punya motif yang kuat.

Jika seseorang sudah berhasil mendisiplinkan dirinya, berarti dia bisa membedakan mana yang penting untuk dirinya dan mana yang tidak penting. Jika seseorang sudah bisa membedakan ini, berarti kebiasaan hidupnya efektif.

Oleh karena itu kalau kita membaca buku karya Stephen Covey yang berjudul saven habit (1993), maka salah satu indikator kebiasaan hidup orang yang efektif adalah bisa memprioritaskan sesuatu yang utama. First thing first.

Untuk memiliki kebiasaan ini, diperlukan kemauan keras. Tidak ada orang dengan kemauan setengah-setengah yang dapat mendisiplinkan dirinya. Yang sering terjadi malah jadwalnya berantakan.

Secara garis besar, motifasi seseorang bisa di bagi menjadi dua, yaitu dorongan untuk mendapatkan sesuatu. Dan dorongan untuk menghindari sesuatu. Semua oarang punya keduanya. Sebagaimana semua orang ingin masuk surga dan semuanya terhindar dari api neraka.

Secara umum semua manusia didunia ini bisa dikatakan memiliki empat penggerak perilaku, yaitu :

1. Mengambil untung atau manfaat.
2. Mempertahankan keuntungan/manfaat yang sudah didapat.
3. Menghindari bahaya.
4. Menghilankan derita yang sudah ada.

Dalam bahasa yang berbeda, prof. Quraish shihab (2007) menulis bahwa semua manusia diberi empat kpasitas inti di dalam dirinya dan salah satunya adalah motivasi.

Kita ihat empat kapasitas itu :

  1. - kapasitas fisik atau material
  2. - kapasitas untuk mempertahanan dan memperbaiki hidup.
  3. - kapasitas intelektual.
  4. - Kapasitas kalbu, hati, atau emosi.

Motivasi terkait kapasitas seseorang untuk mempertahankan dan memperbaiki hidupnya. Dengan kapasitas itulah, seseorang kemudian melakukan berbagai hal, baik yang positif maupun yang negatif, baik yang kongstruktif maupun destruktif.

Dalam manajemen atau psikologi dikatakan:

Setiap seseorang memiliki motivasi berbeda-beda. David McClelland, seorang psikolog, mempopulerkan tiga hal di bawah ini :

> the need for power (nPow), yaitu kebutuhan seseorang terhadap kekuasaan. Misalnya saja ingin memengaruhi orang lain, mengontrol orang lain, mengarahkan orang lain, memimpin dan seterusnya.

> the need for affiliation (nAff), yang kebutuhan seseorang untuk berafiliasi, berinteriaksi, bersosialisasi, berkomunikasi, kebutuhan untuk mendapatkan stimulasi, dan seterusnya.

> The need for Aachievenent (nAch), yaitu kebutuhan untuk berprestasi, mengubah hidup, memperbaiki hidup, menunjukkan kebolehan diri dan seterusnya.

Dalam praktiknya, mungkin ada orang yang nAff-nya lebih tinggi dibanding orang lain. Ada juga yang nAff-nya lebih tinggi dibanding dengan nAch-nya. Ini semua adalah variasi hidup yang di esain untuk saling melengkapi. Yang jelas, semua orang memiliki kebutuhan. Kebutuhan inilah yang menjadi sumber motivasi.

Kalao mau pakai tori abraham maslow, seorang ahli psikologi humanis, sumbergairah itu terkait dengan lima kebutuhan dasar manusia. Kelima tingkat kebutuhan ini kemudian dirumuskan seperti piramida berhirarki, yaitu :

> Kebutuhan fisiologis (fisik dan biologis)
> Kebutuhan sosial.
> Kebutuhan penghargaan.
> Kebutuhan aktualisasi-diri (berprestasi).

“Motifasi seseorangbisa dibagi menjadi dua, yaitu dorongan untuk mendapatkan dan dorongan untuk menghindari sesuatu.”

Catatan Abraham Maslow

Dari lima kebutuhan hirarki di atas, maslow memberikan tiga catatan, yaitu :

> Masing-masing tingkat itu harus dipenuhi sebelum tingkat berikutnya diaktifkan. Orang akan mengabaikan rasa aman senelum kebutuhan fisiknya terpenuhi.

> Setelah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi meotivasi perilaku seseorang. Tingkat kebutuhan diatas bisa diibaratkan seperti pinntu masuk. Begitu sudah dilewati, pintu itu tidak lagi dibutuhkan. Orang yang secara ekonomi dan keamananya sudah terjamin, biasanya yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu bukan faktor ekonomi, tetapi lebih dari itu.

> Kebutuhan fisiologis dan keamanan digambarkanya sebagai kebutuhan tingkat bawah. Sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri digambarkanya sebagai kebutuhan tingkat atas. Kebutuhan tingkat bawah mendapatkan pemenuhan dari faktor eksternal, sementara kebutuhan tingkat atas mendapatkan pemenuhan dari faktor internal.

Tapi konon, sebelum wafat, Abraham maslow sempat menunjukkan peyesalanya. Teori motifasi yang di gagasnya itu mestinya perlu di revisi. Apanya yang di revisi? Menurut Danah Zohar dan lan marshall dalam bukunya spiritual capital (2005), hierarki kebutuhan yang di gagasnya mestinya perlu di balik.

Seandainya itu benar benar terjadi, maka yang paling bawah bukanlah kebutuhan fisik (fisiologis), melainkan aktualisasi diri. Jadi, yang harus lebih dulu dijadikan sumber motivasi seseorang bukanlah kebutuhan perutnya, melainkan kebutuhan untuk berprestasi.

Jika orang selalu berusaha memuaskan dahaga prestasinya, maka seluruh kebutuhan lain sevara otomatis akan terpenuhi kebutuhan sendiri. Buktinya, tidak orang yang prestasinya terus naik tetapi kelaparan, status sosialnya rendah, dan semisalnya.

Yang sering terjadi maka kebalikanya. Maslow menyesal karena teorinya ini telah mengilhami banyak orang untuk menjadi tamak dan terus terusan memikirkan kebutuhan fisiknya atau kebutuhan hewaniahnya.

Banyak yang kita jumpai orang yang secara ekonomi (sandang, pangan, papan) sudah lebih dari cukup, tetapi rakusnya malah bertambah misalnya, mengorupsi dana untuk pengentasan kemiskinan, memanipulasi data orang miskin, dan lain-lain.

“kemampuan adalah apa yang dapat kamu lakukan. Motifasi menentukan apa yang kamu lakukan. Sikap menentukan bagaimana kamu melakukanya.

Monday, June 27, 2016

Resep kaya ala orang korea

Kesuksesan dan kekayaan materi yang berlimpah tentu tidaklah diraih secara mudah. Butuh kerja keras, cerdas dengan pengelolaan uang, dan pola hidup yang hemat agar semua itu bisa diraih. Hal demikian nampaknya juga diakukan oleh seseorang korea. Mau tahu resep kaya ala orang korea?

Berikut ini adalah penjabaranya :

1.Orang korea memiliki pegangan bahwa orang sukses adalah orang yang memanfaatkan setiap menitnya. Maka, pantang bagi orang korea menyia-nyiakan waktu untuk aktifitas tidak bermakna.
2.Orang korea memandang bahwa banyak berinvestasi adalah perjalanan dasar untuk menggapai kekayaan, sedangkan bunga tabungan takkan sanggup membawa kepada kekayaan.
3.Sebagian besar orang kaya adalah pengusaha, dan sebagian orang korea mengangap bahwa dengan menjadi pengusaha maka akan memberikan nilai lebih untuk sukses dibandingkan menjadi karyawan.
4.Anak-anak korea menjadi kaya karena warisan bisnis orang tua yang telah berjalan bertahun-tahun dan tak perlu merintis dari nol.
5.Pengusaha korea tak pernah puas untuk mengejar target lebih tinggi.
6.Orang korea memiliki mental positif, menghargai waktu, menganggap bahwa bekerja adalah kepusan dan tidak berbisnis dalah hal beresiko.
7.Orang korea selalu menjaga cita, karena cita yang rusak akan sulit dibangun kembali, sedangkan uang hilang bisa dicari kembali.
8.Orang korea bisa kaya bukan karena banyak uang, namun lebih kepada memiliki banyak aset. Dalam investasi mereka dikenal sanggat cerdas. Mereka selalu berpikir bagaimana caranya uang bisa selalu diinvestasikan agar bisa menjadi lebih banyak.

9.Dalam konteks orang korea, bekerja keras tidak selalu identik dengan bekerja fisik ekstra lama atau berlebihan. Bekerja adalah manusia dan uang. Jika hsilnya sama, mengapa bukan uang yang harus kerja keras. Tampak jelas bahwa filosofi dan trik orang korea untuk mencapai kejayaan sanggatlah sederhana.

Tradisi bisnis orang korea

Belajar dari filosofi orang korea, kita bisa menemukan banyak hal yang menarik untuk menjalankan bisnis

Korea adalah salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam kanca kejayaan Asia. Bagaimana tidak?perekonomian pasar bebas Negara Gingseng ini masuk ke dalamperingkat lima besar diseluruh Asia, dan ke-15 yang terbesar di dunia.Tak heran negara ini diperhitungkan sebagai salah satu “MACAN ASIA”.

Saat ini korea selatan diperhitungkan sebagai negara dengan pendapatan ekonomi cukup tinggi oleh Bank Dunia dan IMF.Bila kita melihat seoul sebagai ibukota korea selatan,tempat ini sungguh bisa menjadi jantung korea selatan dimana gap antara kaum miskin dan kaum kaya tidaklah terlalu besar.

Negara yang merupakan tuan rumah dari beberapa raksasa perusahaan konglomerat seperti LG,Samsung,dan Hyundai ini,memepunyai sistem pendidikan sangat kompetitif serta mampu mencetak tenaga kerja bermotivasi tinggi,dan mempunyai keahlian memadai.Semua ini tentu tidak lepas dari etos, budaya,serta kultur kerja dari para pekerjanya.

Dengan adanya perbedaan kultur atau budaya,kultur bisnis korea bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para pebisnis asing.Banyak perusahaan korea masih dipengaruhi oleh kultur Confucianism yang kental.Perusahaan- perusahaaan Korea umumnya mempunyai sistem hirarki tinggi dan tersentralisasi dengan beberapa orang ‘inti’,termasuk para manajer yang bisa membuat keputusan besar.Semua deskripsi kerja,otoritas dan hubungan kerja antara atasan dengan bawahaan didasari oleh senioritas.

Para pebisnis yang tidak siap dan tidak berpengalaman dengan Confucianism akan menemukan halangan dalam berbisnis.Walaupun banyak sekali orang korea mengenyam pendidikan di Barat,norma-norma sosial Korea sepenuhnya.Namun, mereka bisa lebih dihargai bila mau mencurahkan sedikit perhtian dan tenaga untuk belajar beberapa patah kata kunci dalam bahasa Korea dan mengikuti beberapa norma sosialnya.

Pebisnis Korea berharap pra pebisns bisa menepati janji dan tepat waktu dalam menghadiri rapat atau pertemuan bisnis.Tradisi profesional pertama yang biasa dilakukan antara kedua belah pihak dalam meeting adalah saling bertukar kartu nama.Sangatlah penting untuk membangun kepercayaan juga membina hubungan agar proses dan hubungan bisnis dapat berjalan lancar.Tidak sepertu di Barat,proses ini memerlukan waktu dan kesabaran.Orang-orangKorea lebih suka berbisnis dengan orang-orang yangsudah mereka kenal.Dari sudut pandang orang barat,orang Korea dianggap agak ‘sensitif’.Mereka sangat tidak suka kehilangan muka dan ditempatkan pada posisi yang sulit di hadapan orang lain.

Meeting pertama biasanya dilakukan untuk membengun kepercayaan terlebih dahulu.Jadi, mereka tidak langsung menuju pada inti persoalaan bisnis yang ada.Kita harus berlaku formal dalam meeting sampai saat orang atau perwakilan dari Korea mulai menunjukkan sikap santai.Kesuksesan proses bisnis tergantung juga dari erat hubungan sosial.Saling berbagi makan malam bisa menjadi salah satu cara untuk membangun hubungan Korea biasanya adalah negosiator yang tangguh.Mereka mengagumi perusahaan mempunyai perwakilan yang mampu bernegisiasi dengan gigih,tetapi tidak terlalu agresif.Isu-isu yang sensitif umumnya dibicarakn kemudian, biasanya sambil proses bisnis berjalan,khususnya jika menyangkut hal-halrumit atau urusan finansial.

Disarankan untuk bisa diperkenalkan melalui pihak kedua daripada menghubungi langsung atau menghubungi secara acak perusahaan-perusahaan Korea yang ada. Untuk bisa bertemu dengan orang Kunci,hampir selalu tergantung pada bagaimana cara perkanalan yang dilakukan.Seorang penengah atau perantara yang credible bisa sangat membantu dalam mendapat kepercayaan dari para pebisnis Korea. Apalagi,bila perantara tersebut adalah orang yang dihormati.Mereka biasanya memerlukan waktu untukbmembuat keputusan karena seringkali hal ini diambilatas persetujaun kolektif.Waktu yang diperlukanuntuk pengambilankeputusan juga terkadang lebih lama dari yang diperkirakan.

Jika dilihat dari segi bahasa,tingkat pemahaman bahasa Inggris orang-orang Korea yang bisa berbahasa Inggris ternyata tidak sebagus yang diperkirakan.persepsi dan pemahaman mereka sering kali jauh meleset dari yang sebenarnya dimaksud oleh orang-orang Barat. Perbedaan kultur sering kali menimbulkan halangan yang cukup besar dalam hal berkomunikasi.Biasanya orang barat berusaha untuk mengulang atau membuat beberapa repetisi agar maksud mereka bisa ditangkap dengan lebih baik.Selain itu,mereka juga biasa saling bertukar catatan tertulis setelah meeting supaya bisa lebih memehami maksud dari kedua belah pihak.

Di Korea, dokumen-dukomen legal tidaklah terlalu penting jika dibandingkan dengan relationship antar individu.Mereka bahkan tidak terlalu suka kontrak yang terlalu detail atau rumit.Merka lebih menyukai kontrak yang cukup fleksibel agar bisa melakukan penyesuaian denganperubahan kondisi yang mungkin akan terjadi .Dengan demikian, lebih penting untuk membangun hubungan yang didasari ata saling percaya dan saling memberikan benefit dari pada membuat kontrak yang menandatanganinya,dan”mengapa”kontrak itu dibuat.

Hiburan juga memegang peranan penting di Korea dalam hubungan bisnis.Mereka suka berlomba minum dan saling membarikan hadiah kecil. Kini Golf juga menjadi olahraga favorit dan menjadi bentuk hiburan yang diminati.Melalui aktivitas ini,hubungan bisnis bisa menjadi lebih personal.pengetahuan mengenai keluarga, status,hobi, ulang tahun,pengalaman,sampai pada sampai filosofipribadi bisa didapat dari kegiatan hiburan atau olahraga.Bahkan,suatu persetujuan informal dari pihakyang sudah saling percaya bisa lebih besar pengaruhnya daripada dokumen perjanjian tertulis.

Konsep serta nilai daribudaya Korea pada dasarnyaterdiri atas kibun,Inhwa dan confucianism.Kata Kibun sendiri tidak punya terjemahan dalam arti sesungguhnya dalam bahasa Inggris.Tetapi,sebagai konsep yang meresapi setiap aspek dari kehidupan orang korea,kata tersebut bisa definisikan sebagai kebanggaan,paras,mood atau cara pandang.Dalam usaha untuk memelihara Kibun,terutama dalam konteks bisnis,seseorang harus meghormati orang lain dan menghindari segala tindakan yang bisa menyebabkan seseorang kehilangan muka.Di dalam kultur di mana keharmonisan sosial dianggap penting,kemampuan untuk menginterpretasikan pikiran orang lain(sering disebut juga sebagai Nunchi)adalah penting untuk memperlancar urusan bisnis.

Inhwa adalah suatu gambaran dari kepercayaan Confucian.Istilah Inhwa berarti pendekatan Korea kepada keharmonisan.Sebagai suatu masyarakat kolektif,pengambilan keputusan secara mufakat sangatlah penting untuk mempertahankan keharmonisan di Korea.Supaya Inhwa bisa berjalan dengan selaraas,orang-orang Korea sringkali berusaha menjawab dengan respon positif dan engan untuk menolak secara langsung.Dalam hal kultur bisnis Korea,hal ini tercermin dalam rasa setia pada perusahaan, kepatuhan,serta perilaku karyawan.

Sedangkan Confucianism merupakan sebuah filosofi yang mamou mempengaruhi begitu banyaak orang Korea,Akar budaya Confuciansm begitu kuat manancap pada kultur Korea,sehingga meresap ke banyak orang di sana. Filosofi ini membentuk moral,hukum nasional dan gaya hidup secara umum di Korea, mulai dari dalam keluarga sampai pada kehidupan sosial mereka.

Terlepas dari pengaruh negara-negara tetangga,Korea Selatan masih bisa mempertahankan idantitas dan ciri khasnya yang jelas dan homogen.Masih terasa juga pengaruh-pengaruh dari kepercayaan-kepercayaan religiusnya.Satu hal lagi,Korea juga mempunyai pemandangan dan landscape yang menakjubkan.Rakyat Korea memegang kebanggaan tinggi akanwarisan atau pusaka yang unik,dan juga bahasanya yang terbentuk dari sejarah panjang dan berliku.Sebagai hasilnya,hal tersebut tercermin juga pada kultur dan budaya bekerja atau berbisnisnya.

Perubahan wajah Korea terus berlanjut.Meskipun negara yang dikenal dengan sejarahnya cukup Pelik ini terbebas dari Jepang pada akhir Perang Dunia kedua,mereka masih harus menghadapi Perang Dingin.Namun,Korea mencetak kemajuan ekonomi yang cukup pesat dan terus berkembang menjadi salah satu terbesar di Asia,selain Jepang dan Cina.Peluang bisnis yang berkembang di Korea pun turut meningkatkan minat dan rasa ingin tahu dunia akan pengetahuankultur serta budayanya.

Sikap orang korea dalam berbisnis

Salah satu sifat khas orang tua korea adalah blak-blakan. Pertanyaan seperti berapa umurmu, apakah sudah menikah, dan mengapa belum menikah pertanyaan yang lumrah didengar. Tidak jauh beda dengan sifat orang-orang tua di tanah air bukan?

Sansan hasjim dalam buku bujet pas-pasan, keliling korea 60 hari? Bisa! Menuliskan adat korea dalam menjamu tamu sangat baik. Mereka memperlakukan tamu bak orang istimewah. Keperluan tamu diersiapkan semua, mulai dari kamar tidur dan perlengkapan mandi. Mereka juga akan menyajikan makanan istimewah. Namun jika tidak memasak sendiri, mereka akan mengajak tamunya makan diluar dan memilih makanan yang enak-enak.

Lazimnya orang korea tak memperkenankan tamunya memperkerjakan apapun ketika sedang menumpang, mungkin pengecualian jika keadaan sedang memaksa. Sampai-sampai baju kotor tamunya pun mereka yang melakukan dan mengumpulkanya kedalam mesin cuci, daan si tamu terima beres dengan pakaian yang terlihat wangi dan rapi.

Jika di ajak makan, lihat dulu siapa yang mengajak. Ada tren baru di korea saat ini, yaiyu going dutch alias makan bayar sendiri-sendiri. Ini biasanya dilakukan anak muda di negeri gingseng itu. Jika menawarkan pembayaran tagihan makan kita, cobalah untuk menawarkan membayar tagihan sendiri terlebih dahulu.

Apabila ada makan ronde kedua, saat itu giliran kita yang membayar sebagai ganti tagihan pertama yang mereka bayarkan. Nah, lain cerita jika kita yang mengajak makan adalah orang tua. kali ini, anda akan menjadi orang yang akan di traktir. Karena umumnya, mereka selalu berinisiatif membayar semua tagihan makan.

Di dalam subway tersedia tempat duduk bagi para manula, orang cacat, dan ibu hamil. Tempat duduk itu terpisah dari tempat duduk penumpang lainnya. Waalau tempat spesial itu kosong, tak ada orang yang berani mengisinya, kecuali ingin di tatap oleh penumpang lain. Terkadang kalupun ada orang tua di tempat itu, iapun tak ingin duduk disitu.

Mengantri juga menjadi budaya penduduk korea selatan. Budaya mengantre tidak hanya berlaku untuk naik kendaraan, tapi juga munggu giliran masuk toilet umum. Tidak ada orang yang saling serobot seperti yang terjadi di indonesia.

Para orang tua adalah penolong yang sangat baik, setelah polisi, ketika ada orang yang tersesat atau kesusahan. Mereka tidak segan-segan mengantarkan atau menunjukkan jalan. Mereka memang agak rama dibandingkan dengan anak muda.

Dalam konteks bisnis, orang korea juga menerapkan sikap di atas pada konsumenya. Mereka akan memperlakukan konsumen secara istimewah seperti halnya seoran raja. Mereka bahkan akan memberikan garansi service pada konsumen agar mereka tidak kecewa.pantas saja jika dalam berbisnis, orang korea juga menuai kesuksesan yang luar biasa.

Pola pikir orang korea

Banyak buku biografi yang menceritakan tentang bagaimana perjalanan hidup, dan karir bisnis dari orang-orang sukses yang ada di dunia ini. Tentunya semua pola pikir dari orang-orang sukses tersebut dapat dijadikan tolok ukur dan juga menjadi inspirasi yang sangat berharga bagi orang lain.

Nampaknya, untuk mengungkap rahasia kesuksesan orang korea, tentu tidklah lengkap jika kita tidak mengetahui pola pikirnya. Pasalnya, dengan mengetahui secara lebih dla pola pikir orang korea, pastinya akan terungkap pula bagaimana orang korea bisa meraih banyak kesuksesan dalam setiap bisnis yang dijalankannya.

Berikut ini merupakan pola pikir pebisnis korea :

1. Sukses tidak ditentukan nasib

Bagi orang korea, nasib seseorang sangat di pengaruahi oleh semua tindakan yang dilakukannya. Tentu saja tindakan-tindakan itu di motori oleh pola pikirnya. Menjadi orang sukses dan kaya atau menjadi orang gagal dan miskin bukanlah karena nasib, melainkan krena pola pikir dan tindakanya yang berakibat pada tindakanya sekarang. Untuk menjadi sukses dan kaya, orang harus berkemauan keras dan berusaha secara konsisten dari waktu-kewaktu. Menurut orang korea, untuk mencapai sukses yanglebih besar, sudah sewajarnya jika kita harus meniru cara perpikir dan cara bekerja orang sukses, yaitu mulai dengan sukses-sukses kecil, setiap waktu dan dilandasi banyak kemampuan yang akan mempermudah jalan menuju sukses dan kaya.

2. Kegagalan adalah bagian kesuksesan

Orang korea tidak pernah takut gagal. Bagi mereka, kegagalan yang dialami adalah bagian dari kesuksesan, sehngga tidak seharusnya membuat seseorang jera dan menghalani peluang sukses di masa yang akan datang. Kegagalan hanyalah sesuatu kesuksesan yang tertunda. Justru dengan suatu kegagalan yang di alaminyaseseorang akan bertambah pengalaman, aman, dan bertambah matang. Ia bertambah gigi dan berhasil. Sebaliknya, orang gagal akan memandang pengalaman kegagalanya sebagai suatu “trauma” yang membuatnya menjadi jera dan takut untuk memulai lagi.

3. Sukses selalu berorentasi solusi

Bagi orang korea, kehidupan tidak akan pernah lepas dari masalah. Karena itu, mereka meyakini bahwa dibalik sesuatumasalah yang akkan datang pasti ada peluang dan solusinya. Pola pikir seperti iniah yang membuat orang korea tahan uji dan tak mudah menyaerah. Bagi orang korea, untuk memperoleh solusi yang baik, seseorang harus mendasarinya dengan pikiran yang positif dan optimis.

Moto hidup pebisnis korea

Pendiri perusahaan raksasa hyundai, chung ju yung, dalam buku made in korea yang di tulis oleh richard m steers menyatakan “waktu adalah bukan hanya uang taoi kehidupan, bila kit akehilangan waktu maka tidak hanya uang yang hilang tapi semua yang dilakukan dan hidup kita akan lenyap tak berbekas”. Itulah moto hidup sebagian kalangan bisnis korea yang menyebabkan mereka selalu bekerja keras.

Mereka selalu terlihat sungguh-sungguh dalam melakukan berbagai kegiatan. Dalam dunia bisnis, pengusaha korea selalu berusaha mengerjakan sesuatu dengan akurat dan cepat. Bila anda berencana untuk mempunyai mitra dagang korea maka sebaiknya pelajari pola kerja mereka yang selalu kerja cepat itu. Dalam kondisi tertentu orang korea dapat bekerja di kantor sampai larut malam bahkan sampai pagi.

Dalam meja perundingan bisnis mereka selalu tampil sebagai negosiator yang gigih. Bila terdapat kendala bahsa dalam berkomunikasi dengan pebisnis korea, sebaiknya anda membawa penerjemah sendiri. Jangan mengandalkan penerjemah dari pihak korea karena mereka akan cenderung menguntungkan atasannya. Hindari menunjukan mimik tidak sabar atau kesal saat bernegosiasi. Perundingan dengan pengusaha korea umumnya akan memakan waktu yang lama karena mereka selalu bersikap berhati-hati untuk menghindari kesalahan pengambilan keputusan.

Sebagai pengaruh dari latar belakang budaya konghucu, kalangan bisnis korea sangat enggan untuk mengatakan tidak dengan jelas. Dengan maksud menghindari rasa kecewa dari mitra bisnisnya bila ia mengatakan tidak bisa untuk memenuhi suatu transaksi, pengusaha korea biasanya mengatakan “saya akan memikrkan sekali lagi”. Sementara itu mereka berusaha untuk menunjukan gelagat bahwa sebenarnya tidak ada minat untuk menerima bisnis itu.

Pebisnis korea tidak akan sampai ke tahapan pembentukan kesepakatan sampai ia akan merasa akrab dan percaya dengan mitr bisnis yang akan terlibat dalam kesepakatan itu. Walau transaksi itu akan mendatangkan keuntungan besar bagi mereka namun bila komunikasi dan kepercayaan belum terjalin dengan baik maka kesepakatan bisnis itu masih memerlukan waktu panjang untuk disetujui.

Karekteristik budaya orang korea

Manajemen bisnis dalam prakteknya tidak terlepas dari pengaruh budaya daerah atau negara setempat. Sedemikian besar aspek budaya mempengaruhi pada kegiatan bisnis yang dilakukan, baik pada negara cina, amerika, jepang, dan indonesia. Bahkan indonesia yang memiliki berbagai kepulauanpun memiliki budaya beragam dalam mewarnai kegiatan bisnis yang dilakukan, seperti jawa, madura, medan, bali, dan lain-lain.

Demikiaan pula, yang terjadi pada manajemen bisnis korea. Prspektif orang terhadap manajemen bisnis korea dapat ditinjau dari dimensi konseptual, teknis, akademi dan praktik. Dengan demikian, orintasi uang atau perilaku-perilaku yang termotivasi keuntungan dianggap tidak terhormat. Perilaku-perilaku yang dianggap terhormat adalah perilaku yang tidak termotivasi oleh uang semata, misalnya perlaku yang termotivasi karena rasa kemanusiaan dan lain-lain.

Tetapi setelah era 1960-an, tujuan utama manajer korea dalam melakukan manajemen bisnis menjadi berubah halun/orientasi. Sehingga kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan pada motivasi uang. Berdasarkan tinjauan konseptual dalam manajemen bisnis sebelum tahun 1960-an dan setelah 1960-an telah mengalami pergeseran orientasi. Hal ini disebbkan antara lain adanya perubahan kemajuan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, dan tuntutan mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dengan negara lain.

Dalam tinjauan dimensi teknis para manajer bisnis memandang manajemen sebagai sarana untuk mengkomersikan teknologi, artinya manajemen sebagai agen yang mengkombinasikan teknologi-teknologi dengan bisnis. Sehingga dengan teknologi yang diciptakan dapat mendatangkan keuntungan dalam mendukung kegitan bisnis yang dilakukan.

Isi pendidikan manajemen secara mendalam awalnya dipengaruhi oeh sistem amerika, tetapi di tahun 1990-an, lebih banyak didasarkan pada pengalaman korea. Menurut penulis, pengalaman bisnis korea lebih cocok untuk dimasukkan dalam isi pendidikan manajemen maupun kurikulum karena telah teruji di lapangan. Mahasiswa sebagai calon sarjana muda maupun sarjana perlu mengetahui tekhinik yang selama ini diterapkan di negaranya, karena merekalah nanti yang akan menjadi penerus dalam melakukan kegiatan berbisnis.

Korea sendiri banyak memberikan kesempatan kepada para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan skill-nya. Mengapa di korea lebih banyak memberikan kesempatan kepada sarjana dan siap pakai untuk terjun dalam dunia bisnis?

Sedangkan pada dimensi praktis, manajemen bisnis korea lebih mengutamakan pemeliharaan konsistensi pertumbuhan dan stabilitas suatu perubahan bisnis daripada mengejarkan keuntungan. Ini bukan merupakan hal mudah untuk dilakukan bagi pebisnis dan banyak pengorbanan serta perlu kerja keras.

Orientasi jangka panjang dalam melakukan bisnis mungkin bisa merupakan wujud konsistensi dan perlu dukungan loyalitas para karyawan yang tinggi. Lain halnya jika orientasinya hanya mengejar keuntungan atau penulis namai dengan orientasi jangka pendek. Karena jika kondisi ekonomi suatu negara terjadi inflasi maka kondisi bisnis akan mudah hancur.

Karakteristik lain praktek-praktek bisnis korea adalah menekankan pada people yang mengangap mengamankan dan melatih sumber daya manusia dalam organisai bisnis mereka. Pada praktik bisnis korea kualitas sumber daya manusia haru selalu ditingkatkan agar tidak mengalami keusangan karena kualitas sumber daya manuia merupakan kunci bagi kemajuan perusahaan

Karakteristik orang korea

Korea adalah negara tua terletek di bumi bagian timur yang merupakan penghubung asia timur laut dengan dunia luar, terutama dengan jepang. Semenanjung korea terletak antara 33,60’ dan 43 lintang utara serta 124,11’ dan 131,52’ bujur timur. Panjang +1000km, sedangkan lebarnya 216km. Semenanjung ini di pisahkan pada sebelah utara sngai amnok (yalu) dan du-man (tumen). Di tengah dua sungai itumterletak dua gunung baek-du, yang berarti dua gunung bertopi putih (gunung guci).

Orang korea berasal dari keturunan suku bangsa mongolia namun memisahkan diri dan membentuk suatu bangsa yang homogen, yaitu bangsa korea. Semenanjung koea pada masa lampau terkenal dengaan sebutan ‘kerajaan kaum petapa’ dan ‘tanah dari pai yang terang’.

Orang korea merupakan pekerja giat, jika sedang mengerjakan sesuatu harus segera di selesaikan sampai larut sekali pun. Arena pekerjaan yang menimbulkan rasa bosan, penat, tekanan batin, dan lain sebagainya, orang korea suka minum-minuman keras. Menurut orang korea, dengan minum-minuman keras orang dapat bertukar pikiran atau menyelesaikan masalah. Selain itu orang koreadi kenal sebagai orang-orang ramah dari timur karena suka menghormati orang yang usianya lebih tua, dimaksudkan untuk menempatkan status orang yang baru dikenalnya dalam tata pergaulan.

Orang korea tidak melupakan masa baktinya terhadap orang tuanya, tidak hanya ketika masih hidup tetapi juga ketika sudah meninggal. Dalam buku catatan keluarga yang tersimpan dalam perpustakaan umum, meeka dapat mencari dan mengetahui silsilah keluarga sampai pada nama diri mereka masing-masing. Buku itu bernama jok-bo, yang berarti kitap keluarga. Sejak zaman dahulu, menulis sil-silah merupakan adat-istiadat bangsa korea. Sulur galur berasal dari catatan keluarga raja. Dalam buku ini tercantum bermacam-macam kebenaran yang penting. Catatan didalamnya berguna untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa lampau sebab dalam buku tersebut tertulis kenyataan yang benar.

Sifat orang korea yaitu tidak mau menambahkan harta benda sendirinya dan hanya memelihara atau mempertahankana hal yang sudah dimilikinya. Orang korea senantiasa merasa puas pada negara dan bangsanya sendiri. Mereka mencoba mengembangkan apa yang mereka dapat tanpa menjauh dari yang asli. Sifat orang korea terlalu terburu-buru itu berasal dari letak negara danlingkungan hidupnya sendiri. Orang korea juga sering mengejar kekayaan , kehormatan, dan dudukan tinggi dalam waktu yang bersamaan. Bangsa ini mmempunyai satuh wajah dengan satu hati. Mereka berkata keras-keras, sua marah, suka tertawa, suka membuat janji, suka minum-minuman keras, hal itu karena mereka mempunyai sifat keterbukaan yang mereka miliki.

Seperti jepang, korea adalah negara yang meliliki tradisi dan sejarah panjang. Proses modernisasi dan pembangunan yang pesat tidak menghilangkan sosial dan budaya dan adat istiadat yang diwaeiskan secara turun menurun. Malah, orang korea masih mempertahankan dan menerapkan nilai dan cara hidup lama. Meski begitu, mereka tidak menolak cara hidup modern dan pembaharuan yang terjadi di dunia.

Jika bangsa jepang memiliki budaya kerja unggul dengan sifat kerajinan dan kedisiplinan rakyat korea juga demikian orang korea tidak mengabaikan waktu kerja meskipun waktu kerja telah di tetapkan. Jika istri pekerja jepang merasa heran bila suami mereka pulang lebih awal, maka pekerja korea juga merasa tidak sopoan jika pulang terlebih dahulu sebelum pimpinan mereka pulang.

Dengan bekerj sampai malam, pemimpin menjadi teladan karyawanya. Bangsa korea tidak hanya memiliki sifat pekerja keras, tetapi juga komitmen tinggi pada pekerjaannya. Mereka juga bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Saat bekerja, bangsa korea tidak melibatkan urusan pribadi karena mereka bersifat profesional.

Etika bisnis orang korea

Seperti halnya sejumlah besar negara-negara asia, kedekatan hubungan pribadi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan bangsa orang korea selatan. Dalam dunia bisnis, jalinan hubungan pribadi yang baik menduduki tempat tertinggi, lebih penting dari berbagai aspek dunia usaha lainya. Perhitungan akan keuntungan yang akan diperoleh, harga yang kompetitif dan produktif berkualitas akan di tentukan oleh kadar hubungan pribadi. Hubungan pribadi yang baik disertai dengan kehormatan dan kepercayaan tinggi merupakan dasar dari etika bisnis orang korea selatan.

Banyak pengusaha asing yakin bahwa mereka menawarkan harga dan jenis produk yang kompetitif maka transaksi dengan pengusaha korea akan lancar. Namun hal itu mungkin berlaku di negara lain, belum tentu di korea akan selalu begitu” ujar jon saddoris, pengusaha asal amerika serikat yang telah sepuluh tahun tinggal di korea. Hal ini termasuk melakukan pendekatan dengan cara yang baik artinya upaya perkenalan yang dapat diterima dan dilakukan oleh pemimpin atau staf dengan jenjang yang sessuai.

Orang korea terkenal dengan rasa persaudaraan dengan sesama yang besar. Di korea, bila sebuah perusahaan atau toko baru buka di sebuah gedung maka sang pendatang baru itu biasanya mengantarkan makanan yang di sebut ttok ( kue beras) ke toko di kiri kanan dan lantai di atas bawah. Pemberian itu merupakan tanda perkenalan sekaligus tawaran untuk menjalin hubungan baik dan kerja sama. Demikian halnya jika seseorang menempati rumah atau apartmen baru.

Masih dalam rangka mempererat hubungan baik, kalangan usaha korea gemar memberikan cinderamata kepada mitra bisnisnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh relasi bisnis mereka termasuk mitra asing. Kualitas hadiah itu tergantung dari tingkatan hubungan bisnis danbesarnya perusahaan. Berikan cinderamata yang khas dari indonesia dengan kualitas bagus. Hadiah dapat pula berupa minuman keras karena oang korea gemar minum. Pemberian cindderamata biasanya disesuaikan dengan perayaan tertentu seperti tahun baru korea atau thanks giving day korea yang disebut dengan chussok. Jangan membungkus cinderamata dengan kertas putih karena putih adalah lambang kematian bagi masyarakat korea. Gunakan kedua tangan ketika menerima atau memberikan hadiah.

Sunday, June 26, 2016

Kebijakan perdagangan korea

Perdagangan menguasai lebih dari 80% GDP korea setiap tahunya. Mempertmbangkan tingginya hubungan ekonomi korea dengan dunia luar, maka korea secara aktif mempromosikan kebijakan perdagangan luar negeri guna memperluas pasar impor luar negeri dan pengusahaan energi dan sumberdaya secara stabil dengan membuka pasar yang saling menguntungkan di bidang industri, pertanian, pelayanan dan sebagainya dengan negara-negara dagang utama.

Pada awalnya korea bersandar pada strategi pertumbuhan yang berpusat pada bidang ekspor, sebuah strategi yang digunakan oleh Amerika, jepang, uni-eropa dan sebagainya. Namun akhir-akhir ini, korea juga aktif berusaha untuk memperluas perdagangan dan membentuk kerjasama secara luas dengan wilayah ekonomi yang sedang berkembang akhir-akhir ini yakni BRICs,ASEAN, Amerika Latin, dan sebagainya.

Korea menjadi penciptaan “negara termaju dalam dunia global” sebagai sasaran utama yang setara dengan struktur dagang multiteral menjadi inti dari WTO, serta mempromosikan regional trade agreement (RTA), kerjasama regional, dan sebagainya sebagai sarana penyempurna struktur dagang multilateral.

Koera yang mengarah kepa perdagangan iternasional bebas turut aktif dalam doha development agenda (DDA), dan untuk mewujudkan persetujuan pada berbagai dimensi sebagai sumbangsinya untuk membangun.

Korea terus berusaha untuk menciptakan network FTA global. Dibandingkan dengan adanya keterlambatan kesepakatan yang dikarenakan oleh adanya perbedaan pendapat diantara negara maju dan negara berkembang utama tentang perdagangan bebas multilateral malalui WTO DDA sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 2008, pendatangan FTA dan RTO terus menerus berkembang. Sejak keikutsertaanya dalam GATT pada tahun 1947, pada september 2011 jumlah RTA yang telah diterbitkan ada sebanyak 310 buah, bahkan terus bertambah setelah krisis moneter pada tahun 2008.

Pad september 2011 korea telah menyepakati 7 FTA dengan 44 negara termasuk chile, singapura, EFTA, asean, india, uni-eropa, peru, dan negara-negara lainya. Saat ini ratifikasi persetujuan FTA dengan amerika sedang di angkat dalam badan legislatif. Kesepakatan FTA dengan australia, colombia, gulf cooperation council (GCC), meksiko, new zealand, dan turki sedang dalam proses, pada saat yang sama kesepakatan FTA dengan jepang, cina, MERCOSUR, israel, vietnam, enam negara, amerika tengah (panama, costarika, guatemala, hondarus, dominica, el savaldor), malaysia, indonesia sedang di selidiki kemungkinannya.

Pemerintah korea dengan menjalankan jaringan kesepakatan reguler di berbagai tingkat dengan negara-negara partner utama seperti amerika, cina, uni-eropa, jepang dan sebagainya terus membicarakan cara pengembangan infestasi dagang antar negara, kerjasama ekonomi dan sebagainya.

Strateg ibisnis ekspor korea

Korea selatan mengalami perkembangan cukup pesat dalam empat dekade terahir. Kebijakan pemerintah mengalihkan orientasi ekonomi dari eonomi ke industri perdagangan menjadi salah satu kunci kesuksesan yang di capai oleh negara gingseng ini.

Awal perekonomian ekonomian korea selatan di bangun dengan berorientasi pada sektor pertanian kemudian beralih pada sektor industri perdagangan. Hal ini menjadikan perekonomian ekonomi selatan tumbuh pesat dari negara miskin dengan perekonomian lemah menjadi negara yang kuat pertumbuhan ekonominya.

Padahal usai perang dunia dua, korea selatan sejatinya masih berada dalam keterpurukan. Bahkan termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Dengan perekonomian yang masih mengandalkan bidang pertanian membuat kondisi ini masih terus berlanjut hingga satu dekade berikutnya. Namun, dengan sikap kepemimpinan kuat dan pemerintah bersih korea selatan kini menjadi negara yang kokoh perekonomianya.

Kebijakan yang dibuat dengan berorientasi pada pasar ekspor terutama manufaktur merupakan salah satu strategi yang mampu menjadikan korea selatan dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya.

Selain menerapkan strategi ekspor, pemerintah korea selatan juga berhasil mengajak kalangan pengusaha korea selatan untuk berama-sama memajukan bangsa. Alhasil, melalui sektor industri inilah, korea selatan kini mampu menguasai pasar dunia. Berbagai produk elektronik mulai dari ponsel televisi, LCD, hingga semi konduktor seperti samsung dan LG dapat bersaing berebut kue pasar dunia. Demikian halnya di bidang otomotif, hyundai dan kia bisa tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan otomotif dunia.

Jiwa kewirausahaan masyarakat korea setan yang tumbuh dengan kuat juga menjadu salah satu faktor yang turut berkontribusi dalam kesuksesan pembangunan ekonomi korea selatan. Selain itu juga dukungan kuat pemerintah terhadap pendidikan, penelitian dan sumberdaya manusia.

Sistem manajemen bisnis korea

Perusahaan korea mengoperasikan sistem gajian mempertimbangkan senioritas dan kemampuan. Kebijakan personali tradisonal pada pemerintahan korea sanggat mengandalkan pada hubungan-hubungan antar pribadi. Kecenderungan tersebut adalah menghargai para karyawan-karyawan yang telah betugas selama waktu panjang.

Karywan senior dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan karyawan yunior. Kemampuan karyawan senior diperoleh dari pengalaman-pengalaman kerjanya. Senioritas menjadi pertimbangan sendiri bagi perusahaan untuk memberikan perusahaan berupa gaji.

Dalam sistem pengajian karyawan senior lebih mendapatkan perhatian dan penghargaan lebih dibandingan yunior. Artinya lama bekerja seseorang selalu mendapat pertimbangan dalam mendapatkan upah. Dengan demikian, karyawan senior akan memperoleh gaji lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yunior. Hal ini telah menjadikan budaya di korea dan dapat diterima oleh karyawan yunior.

Sistem ganjaran (reward), perusahan korea juga menerapkan sitem evaluasi. Sistem evaluasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan korea bersifat inklusif, yaitu evaluasi dilakukan berdasarkan prestasi, sikap dan kemampuan. Tradisi senioritas dan sistem ganjaran didasarkan pada latar belakang akademis karyawan, semakin mempersulit pencapaian evaluasi yang obyektif yang telah diperburuk oleh keengganan orang korea untuk mengevaluasi orang lain. Sehingga penilaian kinerja yang diberikan memiliki sifat yang subyektif sekali, dan kinerja yang sesungguhnya sulit untuk di ukur.

Menurut penulis, penilaian kerja yang bersifat subjektif akan merugikan bagi keberadaan perusahaan, karena perusahaan tidak mengetahui secara obyektif (sebenarnya) kinerja karyawanya. Apakah kinerja yang bagus atau kurang bagus, maka menyulitkan bagi perusahaan untuk membuat keputusan. Misalnya, meningkatkan program training untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.sistem evaluasi hendaknya dilakukan oleh pemimpin karywan yang bersangkutan dan teman sejawat.