Sunday, July 17, 2016

Temukan perbaikan dari kesalahan “Untuk menggapai sukses”

Saya ingin mengawalai tulisan ini dengan kisahh seorang pengusaha muda yang pernah masuk ke jurang keterpurukan sangat dahsyat. Tapi, melalui pembelajaran yang sangat bagus, pengusaha ini akhirnya bangkit.

Pengusaha yang saya maksudkan adalah H. Asep Sabanda, pengusaha muda asal majalengka, yang kisah nya sudah di tulis oleh saudara luqman hakim arifin di majalah Be Entrepreniur dan beberapa media lain.

Bagi asep, menjadi entrepreniur adalah pilihan hidup. Berpedoman bahwa tujuan hidupnya menjadi “orang yang palling bermanfaat bagi manusia lainnya”, asep melihat entrepreniur adalah profesi yang memungkinkannya untuk mencapai tujuan hidup itu.

Selesai dari pendidikanya di pondok modern gontor, ponorogo tahun 1996, asap pulang kampung. Bapaknya, H. Shobur Tadjudin (almarhum), adalah peternak ayam binaan/plasma sejak tahun 1990. Ayamnya hanya 2.500 ekor.

Dua tahun belajar dan membantu bapaknya, asep baru benar-benar menekuni sendiri bisnis ayam broilr-nya tahun 1998. Mula-mula ia menyewa satu kandang ternak milik bapaknya. Pada fase pertama, asep untung sebesar Rp 10 juta, dengan nilai tukar dolar masih Rp 2500.

Senang dengan keuntungan sebesar itu, di usia yang sangat belia, asep memutuskan menyewa seluruh kandang bapaknya. Ada lima kandang dengan 60 ribu ekor ayam. Harapannya, ia bisa meraup untung senilai 60 juta. Tapi bukannya untung, asep malah buntung 70 juta.

Bukannya mundur, asep malah melakukan hal yang lebih gila. Ia beramsumsi kalau ruginya besar, harus di tutup dengan untung yang besar pula. Maka ia pun memelihara lebih banyak lagi ayam. Kali ini 80 ribu ekor. Ia kembali tekor Rp90 juta. Akhirnya, dalam 6 bulan, asep merugi Rp 160 juta.

Total, kata asep, pada usia kurang dari 20 tahun ia sudah punya utang Rp 180 juta setelah peristiwa itu, binis ayam asep langsung remuk. Ia bingung dan mmiih lari dari masalah. “saya tiba-tiba menjadi pemuda yang tidak punya apa-apa, tapi karena angan-angan, punya banyak utang. Saya bingung harus melakukan apa. Saya kabur,” kenangnya.

Untuk menghindari kejaran para kreditor, setiap hari lelaki kelahiran januari 1997 itu cabut dari rumah di pagi hari jdan pulang jam 22.00. Untunglah ada sang bapak, H. Shobur tadjudin. Inilah orang yang paling berpengaruh dalam bisnis dan perjalanan bisnis asep.

Melihat tingkah laku aneh asep, pada suatu hari di bulan Agustus 1998, H. Shobur “menginterogasi” anaknya. “mau kemana?” tanya hH. Shobur suatu pagi. ‘bisa, pak, main,” jawab asep waktu itu. Tapi dalam hati, asep sadar kali ini ia tidak bisa menghindar.

Ia akhirnya mengaku. “saya punya utang, pak. Banyak. Nggak cukup kekayaan bapak untuk membayarnya,” asep menegaskan. Mendengar anaknya punya hutang Rp 180 juta, H. Shobur bukannya kaget atau marah. Ia justru berkata, “segitu kamu bilang banyak.” sebaliknya aseplah malah kaget dengan respon bapaknya.

“lho, pak itukan besar sekali. Kekayaan bapak bisa habis buat bayar hutang saya,” tukas asep. “itu beti, kata H, Shobur, “ Rp180 juta sangat besar. Bapak mengumpulkan itu bertahun-tahun, tapi kamu menghabiskannya dalam enam bulan. Tapi dibanding dengan masa depan kamu, itu tidak ada artinya. Jangan kamu jual masa depanmu! Bahkan kalau semua kekayaan bapak ini habis, itu tetap tidak ada artinya di banding masa depan kamu.”

Jawaban bapak ini benar-benar membangkitkan kepercayaan diri asep asep yang menancap hingga sekarang. Setelah peristiwa itu, asep dibawah bapaknya untuk mempertanggung jawabkan utang-utangnya. Mereka menemui orang-orang yang selama ini mengejar-ngejar asep.

“mereka kaget. Orang dicari susah, kok malah datang. Disituah timbul kepercayaan diri saya. Meski akhirnya dari RP 180 juta itu hanya RP 11juta yang dibayar bapak saya, sisanya saya bayar sendiri. Tetapi kalau bapak tidak melakukan itu, tentu saya tidak bisa bangkit seperti ini,” ucap asep.

Asep membayar hutangnya dengan berbagai cara. Mulai dengan mencicil uang, membeli barang dari para kreditordengan melebihkan harganya, sampai dengan menyewakan kandangnya sebagai konpensasi pembayaran utang. “kalau harga ayam Rp 7.000 saya jual Rp 7.200 Rp 100 masuk kekantong saya, dan Rp 100 sisanya untuk bayar utang. Itu setiap hari saya transaksi. Alhamdulillah selesai,” ujar asep memberikan gambaran.

Nasihat bapaknya agar jangan menggadaikan masa depannya dengan uang Rp 180 juta, terbukti pada suatu hari senin di bulan juni 2004. Asep benar-benar menangis haru. Hari itu, ia mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 600 juta dalam satu hari. “baru saya tahu arti dari apa yang dikatakan bapak saya. Betul-betul tidak ada artinya Rp 180 juta itu,” ujarnya.

Setelah melunasi utangnya tahun 2001, bisnis ayam asep berkembang secara pesat. Di usia yang relatif muda, 30 tahun, bapak tiga anak ini sudah memiliki sebuah kelompok bisnis yang cukup besar : Santika Group. Total omzetnya mencapai rp 200 milliar pertahun.

Ada enam perusahaann dibawah bendera Santika Group ini. Setelah mantap di sektor produksi dan pasar ayam, masih di bawa payung PT. Santika Duta Nusantara, asep lalu merambah ke industri hulu dengan memproduksi pakan sendiri. Ia menamakan “Santika Feed Diamond”.

Santika duta nusantara di sokong dua perusahaan lain yang terkait. Pertama PT. Santika plastindo utama dan PT. Metrovet anugerah lestari. Yang pertama bergerak di bidang peralatan peternakan, plastik, dan kontruksi. Sedangkan yang kedua, bergerak di bidang obat hewan ternak.

Asep juga merambah binis travel dan haji, serta jual beli mobil dan alat-alat berat. Sedang PT. Aufa duta wisata bergerak di bisnis travel dan haji. Perusahaan yang kenam asep berada di brunai darusalam.

Untuk corporate social responibility-nya, asep mendirikan yayasan al-ihyaa’. Yayasan ini baru memiliki sekolah taman kanak-kanak dan madrasah, tapi semua biayanya di gratiskan. Untuk alokasi kegiatan sosial, asep mengambil kurang lebih lima persen dari total keuntungan perusahaannya.

Atas kerja kerasnya itu, tidak mengherankan jika pada akhir November 2006 lalu, asep di anugerahi penghargaan “young entrepreniur of the year 2006” dari ernst & young. Ia juga masuk finalis kategiri social entrpreneur.

Keterlibatan bapak dalam perjalanan bisnis asep subanda memang sangat vital. Dengan dorongan dan dukungan sang ayah, ia secara mental mejadi orang yang dihanyutkan oleh masalah. Ia menemukan perspektif baru yang kemudian memotivasinya untuk bangkit.

Menemukan perspektif baru, koreksi baru, dan jurus baru adalah hal-hal yang sangat mendasar untuk bangkit seteah kita melakukan kesalahan yang disengaja atau yang tidak, dimana kesalahan itu mengakibatkan berbagai kesengsaraan.

DIGANTI DENGAN KEBAJIKAN

Sumber motivasi yang bisa kita gali dari kesalahan. Adakah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan? Ada ungkapan yang mengatakan : orang yang tidak pernah melakukan kesalahan itu biasanya juga orang yang salah. Artinya, ia tidak pernah melakukan sesuatu demi ide, gagsan, dan keinginan untuk menjadi lebih baik.

Melakukan kesalahan merupakan tabiat dasar manusia yang tidak bisa dihindari. Nabi Muhammad pernah bepesan bahwa lupa dan salah merupakan dua hal yang tidak pernah bisa di pisahkan dari manusia. Orng salah yang masih benar adalah orang yang memperbaiki kesalahan dengan cara bertaubat.

Secara bahasa, tobat (taaba-yatuubu-taubatan), artinya kembali. Bukan kembali melakukan kesalahan, melainkan kembali ke titik normal. Dalam al-quran di jeaskan, orang yang kembali ke titik normal setelah melakukan kesalahan, beriman dan melakukan perbaikan (evaluasi, koreksi, improvisai), maka tuhan akan menggantinya dengan kebajikan. Ini bisa kita lihat dari penjelasan al-quran di bawah ini :

“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal saleh, maka kejahatan mereka di ganti allah dengan kebajikan” (QS. Al-furqan : 70)

Kalau kita lihat sejarah orang-orang yang berprestasi di bidangnya, ternyata mereka punya kemampuan menggunakan kesalahan sebagai motivator untuk memperbaiki diri. Dengan cara ini, mereka mendapatkan ganti dari kesalahannya berupa prestasi atau berbagai kebaikan.

Saichiro Honda, pendiri pabrik honda misalnya, pernah mengatakan, rahasia keberhasilannya dalam memproduksi honda adalah keberanan untuk gagal dan introspeksi. Artinya, ia tidak menjadikan kesalahannya sebagai bahan untuk memperburuk diri, melainkan sebagai bahan introspeksi.

Dari kajian pakar psikologi olah raga juga di temukan : ada perbedaan antara atlet yang berprestasi tinggi dan atlet yang berprestasi rendah. Kelompok pertama melakukan sesuatu yang di sebut “contructive evaluation”, sedangkan kelompok kedua melakukan “destructive evaluation”.

Atlet pertama menjadikan kesalahan mereka sebagai motivator untuk maju kearah yang lebih bagus, dengan cara yang lebih bagus (contructive). Sedangkan atlet kedua menggunakan kesalahan mereka sebagai alasan untuk berhenti, mundur atau keluar dari arena (demotivator).

Dengan kata lain, karena melakukan kesalahan itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, maka bisalah kita sebut “atas izin Tuhan”. Kesalahan itu ada di muka bumi ini karena memang ada izin dari tuhan. Dan karena atas izin-nya itu, maka ia tidak ada hanya untuk ada, melainkan ia ada karena ada gunannya.

Kitalah yang diberi tawaran untuk memilih kegunaan itu dengan perangkat petunjuk yang sudah kita miliki. Kesalahan bisa kita gunakan sebagai motivator dan bisa pula kita gunakan sebagai demotivator, tergantung apa yang kita pilih.

Kata motivasi :
“Jangan kamu jual masadepanmu bahkan kalau semua kekayaan bapak ini habis, itu tetap tidak ada artinya dibanding masa depanmu.”

No comments:

Post a Comment