Siapa tidak kenal negeri tirai bambu? Sejak ribuan tahun silam, beragam karya-karya besar lahir dari negeri ini. Mulai dari obat-obatan, kertas hingga alat-alat persenjataan moderen lahir dari tangan kreator cina, bahkan filsuf kenamaan juga ada. Salah satunya yang terkenal adalah tsun zu yang dikenal sebagi ‘bapak strategi’ bahkan bapak ini dijadikan bahan rujukan sebagai pelaku strategi bisnis dunia.
Hingga kini, negeri ini masih mampu menghasilkan karya-karya produktif yang banyak dipakai orang di dunia. Bahkan kita bisa menemukan banyak produk-produk asli cina yang menyerbu pasar kita seperti mainan, kosmetik, obat-obatan herbal hingga produk-produk pabrikan seperti kendaraan bermotor. Mereka tanpa merasa rendah diri karena sebagian meniru produk dari negara lain, beberapa produk-produk cina ternyata sukses diterima pasar.
Lihat saja produk telekomunikasi seperti hp buatan cina yang beredar dipasaran. Dengan kemasan mutakhir tidak berbeda dengn merek-merek produk telekomunikasi asal eropa, korea selatan atau jepang, ternyta mualai dilirik oleh pengguna handphone di negeri ini. Kelebihan dari produk cina harga yang ditawarkan lebih murah meski dari segi kualitas terbilang cukup.
Harga murah hanyalah salah satu kreasi podusen cina dalam membangun penetrasi kepasar. Tidak memperbandingkan kualitas produknya dengan produk kompetitor yang lebih hebat. Prinsipnya adalah bagaimana pasar lebih dulu terbuka dengan barang yang ditawarkan, sementara merek hanya sekedar lebel untuk mempermudah perkenalan dengan khalayak.
Karya-karya kreatif produk cina dipasar global memn sulit dibendung. Akibatnya, tidak sedikit produk-produk cina terhempas karena mutu (quality control) yang lemah. Masih ingat dibenak kita bagaimana produk susu dan makanan asal cina ternyata mengandung melamin dan banyak menewaskan balita negeri tersebut. Belum lagi produk kosmetik, obat bahkan makanan yang pada kenyataannya ditarik dari pasar diberbagai negara belahan dunia.
Kegagalan-kegagalan demikian memang ironis. Namun, bangsa cina juga tidak berdim diri. Mereka selalu berupaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kesalahan yang timbul akibat kelalaian dari produsen cina terhadap kualitas menjadi pembelajaran bagi bangsa cina secara umum. Kini mereka berlomba-lomba untuk terus berkreasi, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat maupun pelaku industri secara umum. Sehingga pengalaman kegagalan produk cina beberapa waktu lalupun menjadi sangat berharga.
Masyarakat cina adalah masyarakat kreatif, dimana mereka senantiasa terbuka terhadap ide-ide baru. Walaupun seringkali karya kreatif ada menimbulkan pro-kontra dimasyarakat maupun dipasar ekonomi dunia, mereka nampaknya tidak pernah berputus asa untuk menelurkan lreativitas. Pro-kontra bagi bangsa cina merupakan uji awal bagi kelemahan yang ada di kreativitas tersebut.
No comments:
Post a Comment