cina adalah salah satu bangsa tertua didunia yang memiliki pengalaman hidup yang hebat. sejarah panjang yang terukirdalam perjalanan peradaban mereka mencerminkan dinamika kebudayaan yang lahir dan mati seiring berjalannya waktu. oleh sebab itu, tidak heran jika perubahan selalu terjadi. berbagai kejadian domestik hingga internasional yang mempengaruhi, terbukti menempa masyarakat cina untuk selalu beradaptasi dengan sekitarnya.
masih hangat dibenak kita saat deng xiaoping mengumumkan kebijakan pintu terbukanya pada 1979, khalayak republik rakyat cina sekali lagi terhentak oleh angin perubahan. didaratan cina masyarakat setempat begitu antusias meneriakkan slogan reformasi. bagaimana mungkin sebuah negara komunis totaliter yang identik dengan julukan "tirai bambu" ini, tiba-tiba saja menyulap negaranya menjadi sebuah pasar ekonomi bebas hampir serupa dengan para seterunya, negara-negara barat penganut kapitalisme?
ada dua hal signifikan yang dapat menjelaskan fenomena ini, yakni globalisasi dan kebangaan nasional. pertama, globalisasi. dalam dunia moderen yang semakin sempit ini, cina melakukan terobosan-trobosan baru dalam menjaga eksistensinya. hal ini sangat erat berkaitan dengan globalisasi. perlu diketahui, bahwa cina merupakan pemain lama dalam globalisasi. hal ini sudah dilakukannya sejak awal abad masehi dengan dibukanya jalur sutra, dan pada dinasti ming mengirimkan banyak ekspedisi keluar negeri. hanya saja, cina dengan pradigmannya yang inward-looking, memiliki car unik dalam menjalankan globalisasi.
dunia bisnis cina dikontrol secara terpusat oleh pemerintah. baru pada era deng, cina memeluk pendekatan yang berbeda dalam menghadapi globalisasi, namun masih dengan isu yang sama, kebanggaan nasional. meski demikian, cina berhasil mencapai masa kejayaan. ladang bisnis pun digarap secara serius oleh pemerintah dan dibuka luas untuk orang asing.
hopeng, hongsui dan hokki adalah tiga nilai tradisional cina. ketiga nilai inilah yang sangat mempengaruhi perilaku orang cina moderen, baik dalam kehidupan sosial maupun aktivitas ekonomi dimanapun mereka berada.
pertama, hopeng, adalah cara untuk menjaga hubungan baik dengan relasi bisnis. bagi orang cina, hubungan dengan relasi sangat penting. sebagian besar usaha orang cina berasal dari keluarga atau teman-teman dekat. sebagaimana ditulis vleming, peneliti mengenai perilaku dagang masyarakat cina dihindia belanda sebelum kemerdekaan, "selama berabad-abad bangsa cina mempunyai pandangan bahwa individu adalah sebagian dari keluarga, keluarga bagian dari klan dan klan merupakan bagian dari bangsa. oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa dalam berdagang pengusaha cina selalu bermitra dengan anggota keluarga dan sahabatnya".
kedua, hongsui, kepercayaan terhadap hongsui adalah kepercayaan pada faktor-faktor alamiah yang menunjang nasib baik dan buruk manusia. misalnya, peruntungan sebuah rumah memerlukan perhitungan rumit dari para ahli hongsui agar rumah tersebut membawa rejeki bagi yang menempatinya. dengan teori geomancy, keberadaan sebuah tempat disesuaikan dengan waktu dan suasana.
ketiga, hokki, nilai yang satu ini masih memiliki kaitan dengan unsur sebelumnya (baca: hongsui). hokki merupakan peruntungan nasib baik. para pebisnis cina memegang suatu konsep pengelolaan resiko yang dilandasi dengan melakukan suatu pengelolaan nasib atau takdir melalui hongsui, sehingga terlihat bahwa hokki ini tidak terpaku pada sikap fatalistik. hokki lebih dipresepsikan bagaimana menyiasati nasib agar selalu mendapat nasib baik dan keberuntungan.
No comments:
Post a Comment