Kalau melihat buku manajemen, misalnya, yang di tulis spancer (1993), motivasi adalah sesuatu yang dipikirkan orang secara konsisten atau sesuatu yang mendorong orang umtuk melakukan sesuatu.
Fungsinya untuk menjadi :
- - Pendorong
- - Pengarah
- - Penyeleksi
AL-quran mengingatkan :
“dan sesungguhnya orang-orng yang tidak beriman kepada negeri akhirat, benar-benar menyimpang dari jaan yang lurus.” (QSS. Al-mu’minun : 74)
Jika anda meraih motif untuk meraih prestasi, maka motif itulah yang akan mendorong anda untuk melakukan sesuatu, maka motif itulah yang akan mengarahkan tindakan anda.
Jika anda punya motif yang kuat untuk berprestasi di bidang anda, maka itulah yang akan menyeleksi tindakan anda. Secara sadar anda kemudian menyeleksi mana tindakan yang mengarah pada kegagalan dan mana yang akan mengarah pada keberhasilan, mana yang penting dan mana yang tidak penting, dan seterusnya.
Orang yang motifnya tidak kuat, maka langkahnya tidak teratur atau tidak selektif. Orang yang motivasinya kuat, maka akan mudah menjalankan disiplin-diri. Lihat saja para atasan di perusahaan, para tokoh, atau orang-orang hebat. Mereka punya disiplin karena mereka punya motif yang kuat.
Jika seseorang sudah berhasil mendisiplinkan dirinya, berarti dia bisa membedakan mana yang penting untuk dirinya dan mana yang tidak penting. Jika seseorang sudah bisa membedakan ini, berarti kebiasaan hidupnya efektif.
Oleh karena itu kalau kita membaca buku karya Stephen Covey yang berjudul saven habit (1993), maka salah satu indikator kebiasaan hidup orang yang efektif adalah bisa memprioritaskan sesuatu yang utama. First thing first.
Untuk memiliki kebiasaan ini, diperlukan kemauan keras. Tidak ada orang dengan kemauan setengah-setengah yang dapat mendisiplinkan dirinya. Yang sering terjadi malah jadwalnya berantakan.
Secara garis besar, motifasi seseorang bisa di bagi menjadi dua, yaitu dorongan untuk mendapatkan sesuatu. Dan dorongan untuk menghindari sesuatu. Semua oarang punya keduanya. Sebagaimana semua orang ingin masuk surga dan semuanya terhindar dari api neraka.
Secara umum semua manusia didunia ini bisa dikatakan memiliki empat penggerak perilaku, yaitu :
1. Mengambil untung atau manfaat.
2. Mempertahankan keuntungan/manfaat yang sudah didapat.
3. Menghindari bahaya.
4. Menghilankan derita yang sudah ada.
Dalam bahasa yang berbeda, prof. Quraish shihab (2007) menulis bahwa semua manusia diberi empat kpasitas inti di dalam dirinya dan salah satunya adalah motivasi.
Kita ihat empat kapasitas itu :
- - kapasitas fisik atau material
- - kapasitas untuk mempertahanan dan memperbaiki hidup.
- - kapasitas intelektual.
- - Kapasitas kalbu, hati, atau emosi.
Motivasi terkait kapasitas seseorang untuk mempertahankan dan memperbaiki hidupnya. Dengan kapasitas itulah, seseorang kemudian melakukan berbagai hal, baik yang positif maupun yang negatif, baik yang kongstruktif maupun destruktif.
Dalam manajemen atau psikologi dikatakan:
Setiap seseorang memiliki motivasi berbeda-beda. David McClelland, seorang psikolog, mempopulerkan tiga hal di bawah ini :
> the need for power (nPow), yaitu kebutuhan seseorang terhadap kekuasaan. Misalnya saja ingin memengaruhi orang lain, mengontrol orang lain, mengarahkan orang lain, memimpin dan seterusnya.
> the need for affiliation (nAff), yang kebutuhan seseorang untuk berafiliasi, berinteriaksi, bersosialisasi, berkomunikasi, kebutuhan untuk mendapatkan stimulasi, dan seterusnya.
> The need for Aachievenent (nAch), yaitu kebutuhan untuk berprestasi, mengubah hidup, memperbaiki hidup, menunjukkan kebolehan diri dan seterusnya.
Dalam praktiknya, mungkin ada orang yang nAff-nya lebih tinggi dibanding orang lain. Ada juga yang nAff-nya lebih tinggi dibanding dengan nAch-nya. Ini semua adalah variasi hidup yang di esain untuk saling melengkapi. Yang jelas, semua orang memiliki kebutuhan. Kebutuhan inilah yang menjadi sumber motivasi.
Kalao mau pakai tori abraham maslow, seorang ahli psikologi humanis, sumbergairah itu terkait dengan lima kebutuhan dasar manusia. Kelima tingkat kebutuhan ini kemudian dirumuskan seperti piramida berhirarki, yaitu :
> Kebutuhan fisiologis (fisik dan biologis)
> Kebutuhan sosial.
> Kebutuhan penghargaan.
> Kebutuhan aktualisasi-diri (berprestasi).
“Motifasi seseorangbisa dibagi menjadi dua, yaitu dorongan untuk mendapatkan dan dorongan untuk menghindari sesuatu.”
Catatan Abraham Maslow
Dari lima kebutuhan hirarki di atas, maslow memberikan tiga catatan, yaitu :
> Masing-masing tingkat itu harus dipenuhi sebelum tingkat berikutnya diaktifkan. Orang akan mengabaikan rasa aman senelum kebutuhan fisiknya terpenuhi.
> Setelah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi meotivasi perilaku seseorang. Tingkat kebutuhan diatas bisa diibaratkan seperti pinntu masuk. Begitu sudah dilewati, pintu itu tidak lagi dibutuhkan. Orang yang secara ekonomi dan keamananya sudah terjamin, biasanya yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu bukan faktor ekonomi, tetapi lebih dari itu.
> Kebutuhan fisiologis dan keamanan digambarkanya sebagai kebutuhan tingkat bawah. Sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri digambarkanya sebagai kebutuhan tingkat atas. Kebutuhan tingkat bawah mendapatkan pemenuhan dari faktor eksternal, sementara kebutuhan tingkat atas mendapatkan pemenuhan dari faktor internal.
Tapi konon, sebelum wafat, Abraham maslow sempat menunjukkan peyesalanya. Teori motifasi yang di gagasnya itu mestinya perlu di revisi. Apanya yang di revisi? Menurut Danah Zohar dan lan marshall dalam bukunya spiritual capital (2005), hierarki kebutuhan yang di gagasnya mestinya perlu di balik.
Seandainya itu benar benar terjadi, maka yang paling bawah bukanlah kebutuhan fisik (fisiologis), melainkan aktualisasi diri. Jadi, yang harus lebih dulu dijadikan sumber motivasi seseorang bukanlah kebutuhan perutnya, melainkan kebutuhan untuk berprestasi.
Jika orang selalu berusaha memuaskan dahaga prestasinya, maka seluruh kebutuhan lain sevara otomatis akan terpenuhi kebutuhan sendiri. Buktinya, tidak orang yang prestasinya terus naik tetapi kelaparan, status sosialnya rendah, dan semisalnya.
Yang sering terjadi maka kebalikanya. Maslow menyesal karena teorinya ini telah mengilhami banyak orang untuk menjadi tamak dan terus terusan memikirkan kebutuhan fisiknya atau kebutuhan hewaniahnya.
Banyak yang kita jumpai orang yang secara ekonomi (sandang, pangan, papan) sudah lebih dari cukup, tetapi rakusnya malah bertambah misalnya, mengorupsi dana untuk pengentasan kemiskinan, memanipulasi data orang miskin, dan lain-lain.
“kemampuan adalah apa yang dapat kamu lakukan. Motifasi menentukan apa yang kamu lakukan. Sikap menentukan bagaimana kamu melakukanya.
No comments:
Post a Comment