Wednesday, June 22, 2016

Etika berbisnis orang cina

Seringkali kitaa melihat banyak keberhasilan yang diperoleh orang cina dalam berusaha. Hampir semua mall, hotel dan ruko di indonesia didominasi orang cina. Rahasia keberhsilan orang cinapun dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti banyaknya kemikinan, perasaan kurang aman ditempat orang lain, tidak adanya pilihan, dan ajaran falsafah hidup konfusiusme.

Bahkan, dalam sistem sosial orang cina, anak laki-laki adalah ahli waris keturunan. Salah satu cara menuunjukkan penghormatan kepada orang tua dan mengangkat derajat keluarga adalah menjadi kaya. Satu-satunya cara menjadi kaya aadalah melalui kegiatan perdagangan.

Orang cina juga memandang bahwa uang jangan pernh dijadikam sebagai enghalang. Asal ada emauan, disitu pasti ada jalan, yang terpenting harus tabah dan sanggup untuk hidup susah. Inilah ajaran ataupun nilai leluhur yang dipegang teguh oleh orang cina sampai sekarang.

Selain faktor yang terkait deengan sistem sosial, kerja keras, masalah ekonomi, dan rasa kurang aman, keberhasilan orang cina juga didorong oleh etika bisnis cina. Etika bisnis ini merupakan pegangan atau pedoman akan apa yang harus dilakukan dann apa yang tidak dilakukan oleh orang cina dalam melakukan usaha. Berikut ini adalh etika bisnis orang cina yang akan penulis paparkan secara lebih gamblang.

Satu, melarang menggunakan cara-cara kotor untuk menjatuhkan orang lain karena cara tersebut dianggap perbuatan terkutuk. Bagi mereka adanya kompetitor sanggatlah penting, agar kualitas produk maupun pelayanan terhadap konsumen jadi lebih baik. Maka, sangatlah tercelah jika ada seorang pedagang yang melakukan sabotase terhadap barang dagangan orang lain.

Dua, pedagang dilarang mengangu dan menjelek-jelekkan kegiatan dagang orang lain. Persaingan dibenaarkan menurut nilai moral dan pertimbangan kemanusiaan. Sama seperti poin nomer satu, untuk menghadapi suatu persaingan bisnis, seorang pedagang dakam pandangan orang cina dilarang menjelek-jelekkan perdagangan orang lain. Bagi mereka. Sehingga mereka bisa fokus untuk menjalankan roda bisnis yang dikelolanya.

Tiga, pedagang tidak boleh terlalu kaku, namun sebaliknya perlu memperbolehkan proses tawar-menawar. Inilah etika paling utama yag diterapkan orang cina dalam berdagang. Mereka senang berbicara dengan orang lain, termasuk dengan pelanggannya. Sehingga, pelanggan pun menjadi nyaman untuk bertransaksi dengan mereka.

Empat, berani membanting harga. Orang cina nampaknya tidak terlalu memusingkan berapa keuntungan yang bakal mereka dapatkan. Meski mereka memiliki prinsip tidak boleh merugi, namun mereka tidak sungkan untuk memberikan harga yang sangat murah kepada konsumen. Bagi merekakeuntungan sedikit asal bisnis tetap jalan akan jauh lebih baik, dibndingkan keuntungan besar, namun sering kali mampet.

No comments:

Post a Comment