Sejak digulirkannya program reformasi oleh deng xiaoping perekonomian cina, terus melesat. Salah satu paket reformasinya yang penting adakah mengundang sebnyak-banyaaknya investor asing untuk menanamkan modal di negeri ini.
Untuk memuluskan rencana tersebut, deng melakukan beberapa perubahan regulasi yang memudahkan para investor asing untuk merelokasi asetnya ke Cina. Tidaak hanya itu, deng juga memberikan beraneka macaam insentif bagi perusahaan-perusahaan asing yang mendirikan usahanya disana.
Dengan kebijakan tersebut, ekonomi cina tumbuh 9,5% per tahunnya. Tingkaat kemiskinan pun menyusut, dari 41% pada tahun1978 menjadi 5% ditahun 2001. Pada tahun 2010 produk domestik bruto (PDB) negeri tirai bambu itu mencapai USD 5.739 miliar, atau sekitar 9,16% dari total PDB global.
Hal ini, sekaligus menempatkan cina sebagai kekuatan ekonomi cina kedua di duni, menggeser jepang yang selama tiga dekade sebelumnya menduduki posisi tersebut. Dalam daftar fortune global 500 yang dirilis beberapa waktu lalu, cina juga berhasil melampaui jepang untuk pertama kalinya.
Negeri komunis itu menempatkan 73 perusahaannya dalam daftar tersebut. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya memasukkan 46 perusahaan. Bahkan dalam daftar 10 besar, tiongkok berhasil mendudukkan tiga wakilnya, yakni sinopec, cina petroleum, dan state grid.
Jika banyak praktisi dan pengamat ekonomi tercengang melihat kebangkitan ekonomi cina yang begitu pesat, hal ini agaklah mengherankan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,33 milyar dan luas wilayah 9,5 juta km2, serta didukung oleh sumberdaya alam yang begitu melimpah, sudah sepantasnya cina kembali tampiln sebaagai kekuatan global.
Sejarah mencatat, sebelum berlangsungnya perang candu (1839-1842 dan 1856-1860), cina merupakan negara dengan kekuataan ekonomi terbesar didunia. Negeri ini menguasai sekitar 32,9% PDB global pada tahun 1820, jauh diatas inggris (5,2%) dan prancis (5,1%) yang ketika itu memiliki koloni yang cukup besar.
Dengan berkuasanya bangsa-bangsa kulit putih atas negara tersebut, perekonomian cina segeraa menciut. Dalam waktu lima puluh tahun (1820-1870), pengguasaan PDB global cina turun separuhnya. Kemiskinan tumbuh berlipat-lipat dan keadaan politik menjadi kacau.
Dalam keadaan seperti ini, baanyak orang-orang daratan yang pergi merantau. Diperaantauan mereka segera bangkit dan membentuk jaringan perdagangan. Orang-orang perantauan inilah unsur terpenting dalam kebangkitan ekonomi cina.
No comments:
Post a Comment