Thursday, June 30, 2016

Memang motivasi saja tidak cukup

Pada pembahasan sebelumnya, sudah bicara panjang lebar tentang betapa vitalnya peranan motivasi bagi prestasi. Namun demikian, kita perlu sadar bahwa bekal motivasi saja memang tidak cukup untuk meraih prestasi.

Dibutuhkan visi yang membimbing motivasi untuk supaya semangat yang muncul dari dalam diri kita bisa terarah untuk merealisasikan sasaran yang kita inginkan. Apakah sudah cukup dengan hanya memiliki motivasi dan visi? Dalam praktiknya ini juga belum cukup. Dibutuhkan serangkaian aksi yang mendekatkan kita kepada visi tersebut.

Dalam konsep karir dikenal istilah “will power” dan “skill power”. Will power mengarah pada pengertian motivasi. Sedangkan skill power mengarah pada kecakapan atau keahlian tertentu yang kita terapkan di tempat kerja.

Banyak orang yang punya will power bagus, namun karena tidak diimbangi dengan will power yang bagus, hasilnya pun kurang bagus.

Dari penuturan orang berprestasi yang saya ajak bercakap-cakap, ada satu hal lagi yang perlu ditegaskan di sini, yaitu sikap mental. Sikap mental ini bersumber dari filsafat hidup yang kita anut, nilai-nilai kebenaran universalyang kita serap, pengalaman hidup yang kita maknai, dan pengetahuan yang kita dapatkaan.

Sikap mental adalah bagaimana kita menyikapi persoalan yang kita hadapi. Sikap mental ini yang akan menentukan pilihan yang akan kita ambil.

RAHASIA DI BALIK SIKAP

> Sikap kita terhadapmkehidupan menentukan sikap kehidupan terhadap kita.

> Sikap kita terhadap orang lain akan menentuksn sikap mereka terhadap kita.

> Sikap kita pada awal suatu tugas akan menentukan hasil pekerjaan itu.

> Makin tinggi kedudukan orang yang anda temui, makin baik pula sikapnya.

> Sikap kita merupakan sahabat yang palin setia, namu juga bisa menjadi musuh yang berbahaya.

> Sikap kita jauh lebih jujur dan lebih konsisten daripada kata-kata yang kita ucapkan.

> Sikap kita meruakan pandangan kedepan berdasarkan pengalaman-pengalaman di masa lampau.

> Sikap kita adalah suatu yang membuat orang lain tertarik atau pun tidak suka.

> Sikap kitatidak akan pernah tampak sebelum di nyatakan.

> Sikap kita merupakan pustakawan masa lalu kita.

> Sikap kita merupakan pembicaraan kita di masa sekarang.

> Sikap kita merupakan peramal bagi masadepan.

Kalau melihat perjalana para nabi (sunah), para high achiever dari berbagai bidang baik bagi kalangan bisnis, usaha, karir, profesi, sosial, agama, pejabat, dan lain-lain, sedikitnya ada lima prinsip yang mereka jalankan untuk meraih prestasi. Kelima prinsip itu adalah :

1.Pertama, memiliki arah dan sasaran hidup yang jelas dan bertahap. Anda boleh menggantinya dengan istilah seperti visi-misi, direksi, tujuan, target, cita-cita, atau apa pun terserah anda. Yang jelas, mereka tahu apa yang diinginkan dan kemanah mereka mengarahkan langkah.

2.Kedua,, memperjuangkanya dengan komitmen yang tinggi. Mereka punya gairah hidup yang tinggi, mereka punya gairah hidup yang tinggi, memiliki motivasi yang kuat, dan punya komitmen yang teguh dalam memperjuangkan keinginannya.

3.Ketiga, punya kemampuan membangun kepercayaan (trust). Mereka memiliki modal pengetahuan, keahlian atau ketrampilan, serta memiliki kesalehan moral atau keimanan misalnya jujur, lurus, tanggung jawab, ikhlas, dan seterusnya.

Oleh karena itu, mereka dipercaya orag lain. Kalau anda hanya pintar tok tetapi tidak jujur, maka kepercayaan orang masih kurang. Sebaliknya, kalau anda hanya memiliki kejujuran tetapi keahlian anda kurang, ya bagaimana mau percaya.

4.Keempat, memiliki kemampuan berkomunikasi yang bagus. Termasuk dalam pengertian komunikasi di sini, misalnya, bagaimana menjalin hubungan dengan orang, bagaimana menjelaskan masalah pada orang, bagaimana menjaga hubungan dengan orang, dan seterusnya.

Semua orang berprestasi di atas rata-rata, pasti memilih kemampuan berkomunkasi yang lebih bagus. Mereka bisa membuka hubungan baru, bisa mempertahankan hubungan itu, dan tahu cara yang baik dalam mengenahi konflik.

5.Kelima, memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar (learner). Tentu, orang yang berprestasi punya latar belakan yang variatif. Anda bisa mengamati sendiri. Ada yang berasal dari keluarga papa, keluarga kaya, keluarga berantakan, keluarga terhormat, punya pendidikan akademis bagus, punya pendidikan akademis kacau, punya masa lalu bagus, punya masa lalu gelap, dan lain sebagainya.

Meski mereka punya latarbelakang yang berbeda-beda, tetapi mereka punya kesamaan dalam satu hal : belajar dari dirinya, belajar dari orang lain, belajar dari keadaan, dan belajar dari masalah atau musibah.

Arinya, mereka selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik, lebih lengkap, dan lebih kuat dengan kehidupan yang dilaluinya. Mereka bisa mengambil petunjuk atau pencerahan (hidayah) dari realitas. Mereka tidak digelapkan oleh realitas.

Handy, pemilik kebab turki baba rafi, menemukan jurus itu untuk sukses setelah banyak beajar dari berbagai relitas yang menimpa dirinya. Dalam bisnis, ia menemukan istilah LETAM yang berarti :

L = lihat peluang yang ada
E = evaluasi peluang itu.
T = tirukan cara yang mungkin dapat diadopsi
A = amatilah caranya dan lakukan
M = modifikasi cara yang telah di pilih itu.

Sukses hendi membangun usaha dari kecil hingga menjadi besar telah di akui dari berbagai kalangan. Majalah tempo pada 2006, misalnya, memilih hendi sebagai salah satu dari sepuluh tokoh yang mengubah indonesia.

Ia pun pernah dinobatkan oleh ernst & young sebagai winner of ernst & young entrepreneur of the year - “special award Entrepreneurial Spirit 2009”. Penghargaan asia pacific entrepreniursip award (APEA) 2010 diperoleh hendy untuk kategori outstanding entrepreneurship award 2010.

No comments:

Post a Comment