Stres adalah tekanan dari luar yang bisa membuat seseorang merasatertekan jiwanya (canadian centre for ocupational health & safety : 1997). Dengan pengertian ini berarti wajarlah kalau kita stres saat jobless. Cuma, yang menentukan kadar rendah tingginya stres itu bukan faktor eksternal. Kitalah yang menentukan.
Karena itu, phillip L. Rice (1992) enyimpulkan : stres itu lebih merupakan produk dari proses kognitif di dalam diri seseorang yang terkait dengan bagaimana seseorang menilai dan mengevaluasi situasi.
Artinya, semakin sering kita memunculkan penilaian negatif terhadap situasi yang kita hadapi, maka kadar stres yang kita derita akan cenderung semakin meninggi. Stres yang kadarnya meninggi itu bisa di sebut depresi. Inilah yang perlu kita antisipasi (minimalisir).
Jangan ampai sudah jobless, depresi pula. Depresi adalah keadaan batin tertekan secara berkelanjutan. Depresii adalah stres berat yang belum berhasil teratasi secara positif. Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental.
Ada beberapa cara yang bisa kita tempuh untuk meminimalisir stres antara lain :
Preventive (mencegah)
Sebagai langkah pencegahan, ada beberapa teknik yang bisa kita lakukan, antara lain adaptasi dengan keadaan (avoiding by adjustmen). Kita mulai menyadari dan menerima kenyataan secara konstruktif). Atau bissa juga dilakuka dengan cara mengurangi biaya kebutuhan hidup yang perlu dipangkas menurut keadaan dan kemampuan kita (adjusting demand level).
Teknik lain dlah dengan menciptakan sumber solusi baru atau menambah jumlah sumber solusi (avoiding by developing reseurces). Sumber solusi ini mungkin ada yang sifatnya sosial, psikologis, agama, atau finansial.
Anda bergabung dengan salah satu forum, klub, atau kelompok kajian, menjadi member lembaga pelayanan masyarakat, dan lain-lain, ternasuk solusi sosial. Anda membikin kesepakatan dengan pasangan untuk menghadapi keadaan yang sulit ini termasuk solusi psikologis. Anda mengunkan uang pesangon untuk membeli outlet di pusat perbelanjaan termasuk solusi finansial. Anda aktif di beberapa kegiatan keagamaan termasuk solusi agama.
Intinya, cara preventif adalah berbagai peyiasatan yang kita lakukan agar kita tidak kedatangan stres atau agar stres yang sudah datang ke kita tidak membesar skalanya menjadi depresi.
Secara teoretis, semu manusia sudah dibekali kapasitas untuk mengantisipasi apa pun yang berpotensi membahayakan dirinya asalkan tidak boleh nafsu (egoisme pribadi) atau kalah oleh godaan setan.
Combative (melawan)
Caranya adalah dengan teknik menyelesaikan masalah rill yang kita hadapi (problem solving), baik dalam bentuk mental atau fisik, baik melibatkan diri sendiri saja atau melibatkan orang lain.
Secara mental, kita harus menghentikan berbagai opini, emosi, atau unek-unek batin yang negativ. Secara fisik, kita bisa melakukan pekerjaan kecil-kecil yng sifatnya fun, membaca artikel atau buku yang relevan, mengurus uang pesangon, melakukan unjuk rasa, membikin kesepakatan dengan orang lain secara asertif, mengajukan surat lamaran keberbagai perusahaan, mulai merintis usaha sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dan lain-lain.
Atau bisa juga dilakukan dengan teknik relaksasi dan meditasi. Teknik ini bisa dilakukan dengan instruktur aatau tanpa instruktur. Dasar relaksasi atau meditasi adalah kita membebaskan diri dari berbagai ancaman dan tekanan yang kita rasakan.
Kita berupaya menciptakan jarak antara kita dan masalah yang kita hadapi. Dengan teknik ini, kita merasakan diri kita bebas, kosong dan rileks, idealnya, teknik ini dilakukan di tempat yang sepi dari keramaian, katakanlah saat tengah malam di rumah.
Teknik ini bisa dilakukan dengan beribadah, berdoa, atau berbagai upaya untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Secara jiwa, begitu kita memiliki rasa dekat dengan tuhan, rasa itu akan memunculkan kekuatan baru yang memungkinkan kita untuk berkesimpulan kita akan sanggup melawan stres, kita berada di bawah lindungannya, kita dekat dengan pertolongannya.
Sejauh rasa dekat dengan tuhan itu digunakan secara positif, pasti bagus. Misalnya kita merasa dekat dengan tuhan danrasa itu kita gunakan untuk mempertebal keyakinan dalam bertindak, tidak takut terhadap realitas, atau tidak merasa kosong (feeling of empty).
Tetapi jika hanya berhenti ada perasaan itu, apalagi kalau hanya kita gunakan untuk membangun arogansi keluar, pasti manfaatnya terlalu kecil dan lebih sering membahayakan. Jadi ledakan energi spiritual itu kedalam.
Selain dua hal di atas, di bawah ini adalah sejumlah hal yang perlu dihindari saat menghadapi stressor, antara lain :
Jangan membiarkan kemalasan.
Tetapi memiliki agenda positif saat bangun pagi, minimalnya membaca buku, membaca kitab suci, merapikan file, merapikan ruang kerja, atau merapikan kamar/rumah. Kemalasan malah mengundang “kesialan”. Lawanlah kemalasan dengan melakukan sesuatu.
Jangan larut ke asumsi umum yang negatif.
Meskipun BBM sedang naik, banyak uasaha yang tutup, banyak kantor yang mengurangi karyawannya, dan lain-lain, bukan berarti pintu solusi untuk masalah yang kita hadapi sudah terkunci. Pasti ada solusi tersendiri untuk kita.
Jangan menjauh dari orang-orang positif atau malah justru dekat dengan orang-orang negatif. Kalau perlu kontaklagi atau temukan lagi beberapa orang yang menurut anda positif.
Jangan terbawa nafsu untuk membeli rencana yang tingkat ketidakjelasannya tinggi, misalnya bisnis dengan uang pesangon di bidang yang anda sendiri blank atau setengah blank. Bermainlah di hal-hal yang tingkat kepastiannya tinggi.
Jangan larut ke berbagai aktifitas yang sifatnya fun namun berlebihan, misalnya main game seharian, nongkrong tidak jelas seharian, memancing seharian, dan lain-lain. Lakukan hal yang mendesak, penting, atau fun secara seimbang.
Jangan memancing konflik dengan orang lain, lebih-lebih dengan keluarga. Untuk sekali seumur hidup, tidak ada salahnya kita memaafkan orang yang kurang paham atau salah paham dengan kita.
Jangan membiarkan munculnya kesimpulan negatif terhadap realitas. Akan lebih baik kalau kita berpikir pasti akan ada yang disebut blessing in disguise. Ini lebih mencerakan batin. Jangan mencari atau mengharapkan sesuatu yang tidak ada saat ini. Gunakan pikiran untuk menemukan apa yang bisa kita lakukan untuk meperbaiki diri dari keadaan saat ini menggunakan yang sudah ada.
Jangan alah berjiwa kerdil dan pelit dengn kebaikan. Semua agama mengajarkan kita menjadi orang yang pemurah atau ringan menolong orang lain. Lebih-lebih pada saat terjepit oleh kepentingan. Perbanyak sedekah, baik dengan materi atau non materi esuai kemampuan.
Kata motivasi :
“ketika anda mulai bisa menerima diri, maka anda bisa memulai membangun kehidupan baru dengan kemungkinan baru yang belum pernah ada sebelumnay.”
“semua manusia sudah dibekali kapasitas untuk mengantisipasi apa pun yang berpotensi membahayakan dirinya asalkan tidak kalah oleh nafsu atau kalah oleh godaan setan.”
Halo,
ReplyDeletePerkenalkan, Nama saya Wenny
Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda.
Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih